Geografis, sejarah, dan budaya/kultur menjadikutub magnet bagiwisatawanlokalmaupunmancanegara yang mengunjungi Daerah Istimewa Yogyakarta, terutamaKabupatenGunungkidul. Kuantitaswisatawan yang relative meningkattiaptahunnyamenunjukkanbahwakeindahanalammulaidaripantaipasirputih di ketinggianterendah, hinggapemandanganpegunungan di ketinggiantertinggi; besertabudaya/kultur mulaidarikeseniandaerahhinggakebiasaanmasyarakatlokalmenjadidayatarik yang disuguhkan oleh KabupatenGunungkidul, salah satunyakeindahan Pantai Krakal. Menjadi salah satudestinasiunggulan, pantaiinimemilikifiturutama di pasirputihnya, view utama, dan masyarakatnya. Akan tetapi, problematikamunculketikatopikpembahasanberupafasilitas yang menunjang, berupapenginapan. Ketersediaanpenginapan di pesisirpantaiselatanhanyamengandalkanpemandanganutama (main view) ke Samudra Hindiatanpamengakomodasiaspek lain sepertiaktivitas-aktivitas yang diakomodasi dan juga responnyaakanbudaya/kultur setempat. Perencanaan dan perancanganBeachside resortakanmenggunakanmetodedeskriptifdengankajiandalamhal resort tepipantaidengandidukung data primer berupaobervasitapaksecaralangsung dan juga data-data sekunderberupabudaya/kultur setempatbesertapendukunglainnya, besertapenggunaan Neo-Vernakularsebagaipendekatannya. Denganbegitu, diperlukanperencanaan dan perancanganBeachside resort yang dapatmeresponbaikdarisisifungsional, kebutuhan para pengguna, maupunLokal Wisdom yang adatanpamengindahkanmasyakaratsetempat. PenggunaanPendekatan Neo-Vernakulardengankarsamencapaibangunan resort yang ikoniknamuntetapmengakar pada lokal wisdom setempatbaikdarisegieksteriorarsitekturalnya, maupunruangan yang menampungkegiatan di dalamnya.
Last update:
Last update: