skip to main content

SELO EDU RESORT, BOYOLALI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

*Wahyu Wisudawan Sofiandi Usman  -  Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract


Indonesia terletak pada garis cincin api pasifik (ring of fire) yang membentang sepanjang lempeng pasifik yang merupakan lempeng tektonik di dunia yang paling aktif. Dengan begitu, zona ini memberikan pengaruh sebesar hampir 90% dari kejadian gempa di bumi dan hampir semuanya merupakan gempa besar (Kramer, 1996). Selain gempa, pada cincin api ini terdapat lebih dari 450 gunung berapi yang dapat memberikan dampak letusan juga gempa bumi vulkanik. Hal itu yang menyebabkan Indonesia menjadi salah satu negara paling rawan bencana. Terlepas dari dampak negatifnya, Indonesia termasuk negara yang beruntung karena berkat berada di cincin api ini, Indonesia memiliki tanah yang subur, vegetasi yang beragam, bahan mineral berlimpah serta banyak gunung berapi yang mempunyai panoramic view yang indah, bahkan sudah diakui di dunia. Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah dengan posisi geografis wilayahnya yang dapat dijadikan kekuatan sebagai modal pembangunan daerah karena berada pada segitiga wilayah Joglosemar (Yogyakarta-Solo-Semarang) yang merupakan tiga kota utama di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Di tengah tengah daerah inilah terselip potensi emas wisata tepatnya di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Kawasan Merapi Merbabu Menoreh ini ditetapkan sebagai cagar Biosfer UNESCO karena memiliki keunikan bio diversitas, bio geografi, kultur, dan ekosistem. Selain dihuni ragam flora dan fauna unik, kawasan seluas 250.000 Ha ini juga mempunyai potensi pengembangan berkelanjutan serta logistic resource berupa riset science technology education yang mumpuni. Oleh karena itu, dalam merancang dan merencanakan Selo Edu Resort, Boyolali ini perlu menanamkan nilai-nilai edukasi di dalamnya serta memperhatikan hubungan keselarasan antara tiga unsur yaitu manusia, alam dan budaya setempat. Dengan begitu akan tercipta bangunan resort yang edukatif, tidak merusak alam, menggunakan energi seefisien mungkin, memiliki ciri khas serta mampu memperkenalkan dan meningkatkan kunjungan wisata yang belum terjamah pada daerah tersebut.

Fulltext View|Download
  1. Direktorat Jenderal Pariwisata (1988) Definisi Hotel Resort Di Indonesia. Indonesia : Direktorat Jendral Pariwisata
  2. Frick, Heinz. (2007.)Dasar-dasar Arsitektur Ekologis seri 1. Yogyakarta : Kanisius
  3. Kramer, S.L. (1996) Geotechnical Earthquake Engineering. New Jersey : Prentice-Hall
  4. Lawson, Fred (1995) Hotels and Resort : Planning, Design and Refurbishment. UK : Elsevier
  5. Milne, Janet (2009) Mountain Resort : Ecology and the Law. USA : Ashgate Publishing Company

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.