skip to main content

XYLARIUM BOGORIENSE

*AZKY ABDILLAH  -  Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Sebagai Xylarium dengan jumlah koleksi spesimen terbesar di dunia, keberadaan Xylarium Bogoriense tidak lagi hanya sebatas tempat penyimpanan saja. Berdasarkan Incheon Declaration for Education 2030 dari UNESCO pada tahun 2015, Bahwasannya untuk setiap institusi dan program pendidikan harus memiliki sumber daya yang memadai dan cukup dengan fasilitas yang aman, ramah lingkungan, mudah untuk diakses dilengkapi dengan sumber daya pendidikan yang terbuka dan teknologi yang non-diskriminatif untuk semua pelajar baik anak-anak, remaja maupun dewasa. Maka seyogyanya Xylarium Bogoriense untuk dapat berperan sebagai fasilitas pendidikan yang terbuka sehingga seluruh kalangan baik bagi mereka dengan latar belakang peneliti botani maupun publik secara umum dapat memperoleh manfaat serta pentingnya keberadaannya dalam dunia pendidikan dan kehidupan secara umum.
Di Xylarium Bogoriense sendiri banyak dari spesimen yang rusak karena rayap dan bubuk kayu. Hal ini karena pemeliharaan spesimen terhadap rayap dan bubuk kayu adalah melalui pembekuan dalam freezer yang kemudian diketahui bahwa freezer tersebut sudah rusak sejak tahun 2008 (Mandang Y. I., 2013). Hal ini menunjukkan tidak relevannya sistem penyimpanan yang ada pada Xylarium Bogoriense saat ini, sehingga dapat dikatakan tidak mampu memenuhi tugas terbarunya sebagai penjaga benda pusaka.
Berdasarkan kondisi-kondisi yang telah disampaikan sebelumnya, terkait dengan posisinya sebagai Xylarium terbesar di dunia yang menjadikannya sumber informasi dan data pendidikan mengharuskan adanya keterbukaan akses bagi masyarakat luas, namun dalam waktu yang bersamaan dengan adanya perubahan paradigma Xylarium dari koleksi sains menjadi koleksi pusaka mensyaratkan baginya untuk dapat menjaga koleksi yang dinaunginya dari segala hal yang dapat mengancam keberadaannya. Oleh sebab itu, perancangan ini berusaha untuk  erencanakan dan merancang Xylarium Bogoriense dengan pendekatan inklusif, protektif dan aktual.

Fulltext View|Download
  1. UNESCO. (1979). Recommendation for the protection of movable cultaral property. Resolution 3/3.1/2 (pp. annex 1, Page 11-17). Paris: UNESCO
  2. Dargavel, J., Evans, P. D., & Dadswell, G. (2014). From Science to Heritage : HIstory of a Wood Collection. Historical Records of Australian Science, 43-54
  3. Alshaheen, Rua. (2019). Post-Zoo Design: Alternative Future in the Anthropocene. Doctor of Philosophy dissertation, Arizona State University, Arizona
  4. Mandang, Y. I. (2013). Xylarium Bogoriense dan Peranannya dalam Penelitian Anatomi dan Pengenalan Aneka Jenis Kayu di Indonesia. Makalah Diskusi Anatomi Kayu Indonesia

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.