KAJIAN HARGA SEWA BANGUNAN KOMERSIAL DI KORIDOR JALAN RAYA KALIMALANG, JAKARTA

Ajeng Laras Adhiani, Ragil Haryanto
DOI: 10.14710/jpk.4.2.177-185

Abstract


Koridor Jalan Raya Kalimalang merupakan kawasan yang berkembang pesat dan memiliki harga lahan yang tinggi karena adanya aktivitas komersial. Hal ini menjadikan pemilik lahan lebih memilih untuk menyewakan bangunan yang berada di atas lahan miliknya karena dianggap lebih menguntungkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis harga sewa bangunan di koridor Jalan Raya Kalimalang, Jakarta beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya terkait aktivitas komersial. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Temuan studi yang diperoleh adalah perkembangan aktivitas komersial di koridor Jalan Raya Kalimalang dipengaruhi oleh faktor lokasi, aksesibilitas, infrastruktur, dan kesesuaian kawasan. Harga sewa bangunan di koridor Jalan Raya Kalimalang mulai dari Rp20.000.000 - Rp100.000.000/ tahun. Aktivitas komersial di koridor Jalan Raya Kalimalang semakin berkembang. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya permintaan, tetapi tidak diimbangi dengan ketersediaan bangunan yakni hanya 9,04%. Terdapat sembilan faktor yang mempengaruhi harga sewa bangunan di koridor Jalan Raya Kalimalang, yaitu faktor ketersediaan bangunan, tata letak bangunan, lokasi, asal konsumen, kesesuaian koridor, luas bangunan, usia bangunan, kondisi bangunan, dan faktor jangka waktu sewa.

Keywords


Harga Sewa Bangunan; Aktivitas Komersial; Koridor Jalan Raya Kalimalang

Full Text: | FULLTEXT

References


  1. Balchin, P. N., Kieve, J. L., & Bull, G. H. (1988). Urban land economics and public policy: Springer.
  2. Capello, R., & Faggian, A. (2002). An economic-ecological model of urban growth and urban externalities: empirical evidence from Italy. Ecological Economics, 40(2), 181-198. doi: http://dx.doi.org/10.1016/S0921-8009(01)00252-X
  3. Čeh, M., Viitanen, K., & Peruš, I. (2012). A non-parametric CAE approach to office rents: Identification of Helsinki metropolitan area submarkets. Expert Systems with Applications, 39(1), 460-471. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.eswa.2011.07.037
  4. Chong, T. T.-L., Shui, K. C.-W., & Wong, V. H. (2014). The nexus between labor wages and property rents in the Greater China area. China Economic Review, 30, 180-191. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.chieco.2014.06.010
  5. Clark, D., & Pennington-Cross, A. (2016). Determinants of industrial property rents in the Chicago metropolitan area. Regional Science and Urban Economics, 56, 34-45. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2015.10.003
  6. Dal Colle, A. (2016). The mechanics of commercial banking liberalization and growth. Journal of Banking & Finance, http://dx.doi.org/10.1016/j.jbankfin.2016.04.014. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.jbankfin.2016.04.014
  7. Du, J., Thill, J.-C., & Peiser, R. B. (2016). Land pricing and its impact on land use efficiency in post-land-reform China: A case study of Beijing. Cities, 50, 68-74. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.cities.2015.08.014
  8. Hartshorn, T. A. (1992). Interpreting the city: an urban geography: John Wiley & Sons Incorporated.
  9. Hu, S., Yang, S., Li, W., Zhang, C., & Xu, F. (2016). Spatially non-stationary relationships between urban residential land price and impact factors in Wuhan city, China. Applied Geography, 68, 48-56. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.apgeog.2016.01.006
  10. Kaiser, J. E. (2009). The Glass Industry in South Boston (doi: https://books.google.co.id/books?id=6O4EykAA1YQC): University Press of New England.
  11. Kheir, N., & Portnov, B. A. (2016). Economic, demographic and environmental factors affecting urban land prices in the Arab sector in Israel. Land Use Policy, 50, 518-527. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.landusepol.2015.08.031
  12. Kurniati, R., & Erlambang, F. R. (2015). Changes the Pattern of Residential Space into Commercial Space in Chinatown Semarang. Procedia Environmental Sciences, 23, 307-314. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.proenv.2015.01.045
  13. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.
  14. Sungguh. (1992). Kamus Ekonomi Perdagangan. Jakarta: Media Pratama.
  15. Tarigan, R. (2005). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara.
  16. Wang, X., Biewald, A., Dietrich, J. P., Schmitz, C., Lotze-Campen, H., Humpenöder, F., . . . Popp, A. (2016). Taking account of governance: Implications for land-use dynamics, food prices, and trade patterns. Ecological Economics, 122, 12-24. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.ecolecon.2015.11.018
  17. Wijaya, H. B. (1999). Improvement of Land Use Planning by Land Market Analysis Based on Land Bit-rent Model (Semarang Municipality as a Case Study). (MUM), University Rotterdam, Netherland.
  18. Winarso, H., Hudalah, D., & Firman, T. (2015). Peri-urban transformation in the Jakarta metropolitan area. Habitat International, 49, 221-229. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.habitatint.2015.05.024
  19. Yunus, H. S. (2005). Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Jurnal Pengembangan Kota

License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0