IMPLIKASI PEMBANGUNAN KOTA BARU TERHADAP PERUBAHAN FISIK KAWASAN DAN SOSIAL-EKONOMI MASYARAKAT LOKAL: STUDI KASUS PEMBANGUNAN KOTA HARAPAN INDAH, BEKASI

Rahmat Aris Pratomo, Susiyowati Indah Ayuni, Dwi Fitrianingsih
DOI: 10.14710/jpk.9.2.204-214

Abstract


Ketidakmampuan kota utama dalam menerima tekanan akibat peningkatan aktivitas perkotaan telah mendorong terjadinya perluasan pembangunan ke daerah pinggiran. Fenomena ini juga terlihat pada daerah pinggiran Kota Jakarta dan Kota Bekasi dengan adanya pembangunan Kota Harapan Indah (KHI) yang dianggap sebagai solusi untuk memecahkan permasalahan perkotaan, memperluas ketersediaan perumahan dan infrastruktur, dan mengurangi disparitas antara kota utama dan daerah pinggiran kota. Pembangunan skala besar selain mengubah fisik kawasan pinggiran, juga tampak memberikan konsekuensi terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat lokal. Mereka yang awalnya mendiami dan menggantungkan kehidupannya pada kawasan tersebut tampak mengalami pemindahan baik secara langsung (primary displacement) maupun tidak langsung (secondary displacement). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak pembangunan kota baru terhadap perubahan fisik kawasan dan kondisi ekonomi masyarakat yang mengalami pemindahan akibat pembangunan. Selain itu penelitian ini juga menginvestigasi bagaimana hubungan antara karakteristik ekonomi masyarakat lokal yang mengalami pemindahan dengan tipe dan penyebab pemindahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan memanfaatkan GIS untuk overlay data spasial dan pengujian statistik chi-square. Hasil temuan membuktikan bahwa terjadi perubahan fisik kawasan berupa perubahan penggunaan lahan yang signifikan untuk pemenuhan kebutuhan perumahan dan infrastruktur perkotaan. Selain itu, sebesar 89% masyarakat lokal mengalami tipe pemindahan langsung akibat pembangunan kota baru. Hasil statistik memperlihatkan bahwa tipe pemindahan berkorelasi kuat dengan jenis pekerjaan setelah pemindahan maupun jumlah pendapatan setelah pemindahan. Sedangkan penyebab masyarakat lokal mengalami pemindahan berhubungan erat dengan jenis pekerjaan setelah pemindahan, serta pendapatan baik sebelum dan setelah pemindahan.


Keywords


Kota Baru; Pemindahan; Penggunaan Lahan; Sosial-ekonomi; Kota Harapan Indah; Bekasi

Full Text: PDF

References


Brand, L. A. (2001). Displacement for Development? The Impact of Changing State–Society Relations. World Development, 29(6), 961-976. Doi: https://doi.org/10.1016/S0305-750X(01)00024-9

Cao, Y., Hwang, S.-S., & Xi, J. (2012). Project-Induced Displacement, Secondary Stressors, and Health. Social science & medicine, 74(7), 1130-1138. Doi: https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2011.12.034

Colsaet, A., Laurans, Y., & Levrel, H. (2018). What Drives Land Take and Urban Land Expansion? A Systematic Review. Land Use Policy, 79, 339-349. Doi: https://doi.org/10.1016/j.landusepol.2018.08.017

Diningrat, R. A. (2014). Ketergantungan Kota Baru Kota Harapan Indah Terhadap Kota Jakarta dan Wilayah Sekitarnya. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 25(3), 192-212. Doi: https://doi.org/10.5614/jpwk.2015.25.3.2

Diningrat, R. A. (2015). Spatial Segregation of Large Scale Housing: The Case of Kota Harapan Indah New Town, Bekasi. Journal of Regional and City Planning, 26(2), 111-129. Doi: https://doi.org/10.5614/jpwk.2015.26.2.4

Gellert, P. K., & Lynch, B. D. (2003). Mega‐Projects as Displacements. International Social Science Journal, 55(175), 15-25. Doi: https://doi.org/10.1111/1468-2451.5501002

Ginting, S. W. (2010). Transformasi Spasial dan Diversifikasi Ekonomi Pada Wilayah Peri-Urban di Indonesia. Jurnal Arsitektur dan Perkotaan, 1(1), 60-64.

Harrison, P., & Todes, A. (2017). Satellite Settlement on The Spatial Periphery: Lessons From International and Gauteng Experience. Transformation: Critical Perspectives on Southern Africa, 95(1), 32-62. Doi: https://doi.org/10.1353/trn.2017.0021

Hasanah, R. (2013). Analisis Faktor - faktor Yang Berhubungan Dengan Keinginan Pindah Kerja (Turnover Intention) Perawat Dirumah Sakit Umum Bhakti Yudha Depok Tahun 2013. (Skripsi), Universitas Indonesia.

Hudalah, D., Winarso, H., & Woltjer, J. (2007). Peri-Urbanisation in East Asia: A New Challenge for Planning? International Development Planning Review, 29(4), 503. Doi: https://doi.org/10.3828/idpr.29.4.4

Hudalah, D., Winarso, H., & Woltjer, J. (2016). Gentrifying The Peri-Urban: Land Use Conflicts and Institutional Dynamics at The Frontier of an Indonesian Metropolis. Urban studies, 53(3), 593-608. Doi: https://doi.org/10.1177/0042098014557208

Ichwatus Sholihah, P., & Shaojun, C. (2018). Impoverishment of Induced Displacement and Resettlement (DIDR) Slum Eviction Development in Jakarta Indonesia. International Journal of Urban Sustainable Development, 10(3), 263-278. Doi: https://doi.org/10.1080/19463138.2018.1534737

Kurnianingsih, N. A., & Rudiarto, I. (2014). Analisis Transformasi Wilayah Peri-Urban Pada Aspek Fisik dan Sosial Ekonomi (Kecamatan Kartasura). Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 10(3), 265. Doi: https://doi.org/10.14710/pwk.v10i3.7784

Levien, M. (2013). Regimes of Dispossession: From Steel Towns to Special Economic Zones. Development and change, 44(2), 381-407. Doi: https://doi.org/10.1111/dech.12012

Liu, Y., Tang, S., Geertman, S., Lin, Y., & van Oort, F. (2017). The Chain Effects of Property-Led Redevelopment in Shenzhen: Price-Shadowing and Indirect Displacement. Cities, 67, 31-42. Doi: https://doi.org/10.1016/j.cities.2017.04.017

Lynch, S. M. (2013). Using Statistics in Social Research. Using Statistics in Social Research: A Concise Approach, 1, 1-15. Doi: https://doi.org/10.1007/978-1-4614-8573-5

Mulder, K., Costanza, R., & Erickson, J. (2006). The Contribution of Built, Human, Social and Natural Capital to Quality of Life in Intentional and Unintentional Communities. Ecological Economics, 59(1), 13-23. Doi: https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2005.09.021

Norwegian Refugee Council. (2014). Living Conditions of Displaced Persons and Host Communities in Urban Goma, DRC (Vol. 24). Oslo, Norwegia: Norwegian Refugee Council.

Parikh, A. (2015). The Private City: Planning, Property, and Protest in The Making of Lavasa New Town, India. The London School of Economics and Political Science (LSE).

Patel, S., Sliuzas, R., & Mathur, N. (2015). The Risk of Impoverishment in Urban Development-Induced Displacement and Resettlement in Ahmedabad. Environment and Urbanization, 27(1), 231-256. Doi: https://doi.org/10.1177/0956247815569128

Pratomo, R. A., Samsura, D., & van der Krabben, E. (2020). Transformation of Local People’s Property Rights Induced by New Town Development (Case Studies in Peri-Urban Areas in Indonesia). Land, 9(7), 236. Doi: https://doi.org/10.3390/land9070236

Rebhun, U., & Raveh, A. (2006). The Spatial Distribution of Quality of Life in The United States and Interstate Migration, 1965–1970 and 1985–1990. Social Indicators Research, 78(1), 137-178. Doi: https://doi.org/10.1007/s11205-005-8185-5

Slater, T. (2006). The Eviction of Critical Perspectives From Gentrification Research. International Journal of Urban and Regional Research, 30(4), 737-757. Doi: https://doi.org/10.1111/j.1468-2427.2006.00689.x

Slater, T. (2009). Missing Marcuse: on Gentrification and Displacement. City, 13(2-3), 292-311. Doi: https://doi.org/10.1080/13604810902982250

Winarso, H., Hudalah, D., & Firman, T. (2015). Peri-Urban Transformation in The Jakarta Metropolitan Area. Habitat International, 49, 221-229. Doi: https://doi.org/10.1016/j.habitatint.2015.05.024

Yunus, S. H. (2008). Dinamika Wilayah Peri-Urban: Determinan Masa Depan Kota. Yogyakarta, Indonesia: Pustaka Pelajar.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Jurnal Pengembangan Kota

License URL: http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0