skip to main content

Kedudukan Negara sebagai Pembeli dalam Perspektif Hukum Perdagangan Internasional

*Desak Putu Dewi Kasih  -  Fakultas Hukum, Universitas Udayana, Indonesia
Ni Ketut Supasti Dharmawan  -  Fakultas Hukum, Universitas Udayana, Indonesia
Made Suksma Prijandhini Devi Salain  -  Fakultas Hukum, Universitas Udayana, Indonesia
Putri Triari Dwijayanthi  -  RAH The House of Legal Experts, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Negara diakui sebagai salah satu subjek hukum dalam Hukum Perdagangan Internasional. Negara memiliki kedaulatan untuk mengatur barang atau jasa yang keluar dan memasuki wilayahnya. Kewenangan mengatur tersebut termasuk dalam kedudukannya pada posisi Negara sebagai pedagang. Dalam perkembangannya kedudukan Negara juga menjadi pihak pembeli. Tulisan ini bertujuan untuk mengekplorasi kedudukan negara sebagai pembeli dalam konteks  hukum perdagangan internasional dan penyelesaian sengketa yang dapat diambil oleh Negara berdasarkan Hukum Perdagangan Internasional. Tulisan ini merupakan penelitian hukum normatif melalui pendekatan peraturan perundang-undangan, pendekatan analitis dan konseptual. Hasil studi menunjukkan bahwa suatu Negara dapat menjadi pembeli melalui BUMN yang diwajibkan untuk memberitahukan perusahaan tersebut kepada Council for Trade in Good sebagai implementasi dari prinsip non-diskriminasi dan juga untuk menjamin transparansi kegiatan perdagangan. Dalam pengertian Negara sebagai pembeli, dapat dipahami bahwa hubungan perdagangan yang terjadi antara Negara sebagai pembeli dan pedagang adalah hubungan kontraktual. Oleh karena itu, prinsip kebebasan berkontrak, termasuk prinsip pemilihan cara penyelesaian sengketa dapat diterapkan, baik mengenai pilihan hukum maupun pilihan forum.

Fulltext View|Download
Keywords: Perdagangan; Negara; Pembeli; Hukum Internasional.

Article Metrics:

  1. Ali, M. (2017). Prinsip Pilihan Hukum Dalam Penyelesaian Sengketa pada Kontrak E-Commerce Transnasional. ADHAPER: Jurnal Hukum Acara Perdata, Vol.2,(No.2), pp.329–348. https://doi.org/10.36913/jhaper.v2i2.39
  2. Amalia, Rizky., Sabrie, Hilda Yunita., & Dian, Widhayani. (2018). The Principle of Good Faith in The Choice of Law of Foreign Direct Investment Contracts in Indonesia. FIAT JUSTISIA:Jurnal Ilmu Hukum, Vol.12, (No.2), pp.170–180. https://doi.org/10.25041/fiatjustisia. v12no2.1306
  3. Asnawi, Muhammad Natsir., & Hudiata, Edi. (2017). Delimitation of Freedom of Contract Principle and Judge’s Corrective Function in Assessing the Parties’ Positions on an Agreement. Mimbar Hukum,Vol.29,(No.1),pp.150–161. https://doi.org/10.22146/jmh.16889
  4. Darajati, Muhammad R. (2020). Ketaatan Negara Terhadap Hukum Perdagangan Internasional. Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum, Vol.5, (No.1),pp.21–42. https://doi.org/10.24246/jrh. 2020.v5.i1.p21-42
  5. Hutabarat, S. (2016). Harmonisasi Hukum Kontrak dan Dampaknya Pada Hukum Kontrak Indonesia. Veritas et Justitia, Vol2,(No.1), pp.112–134. https://doi.org/10.25123/vej.2068
  6. Jović, N. (2019). Benefits and Limitations of International Arbitration in Intellectual Property Law Disputes. Godišnjak Pravnog Fakulteta u Banja Luci, Vol.1, (No.40), pp. 149–161. https://doi.org/10.7251/god1840151j
  7. Lantang, I. (2013). Penerapan Jus Cogens terhadap Praktik Imunitas Negara (Studi Kasus Putusan Icj dalam Kasus Jerman Lawan Italia). Lex Crimen,Vol.2,(No.1),pp.167-183.https:// ejournal.unsrat.ac.id/index.php/lexcrimen/article/view/1008/821
  8. Mastromatteo, A. (2017). WTO and SOEs: Overview of Article XVII and Related Provisions of the GATT 1994. SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.2928597
  9. Mawanda, M. Kharis., & Muhshi, Adam. (2019). Perlindungan Hukum Mitra Ojek Daring di Indonesia. Lentera Hukum, Vol.6, (No.1), pp.35-54. https://doi.org/10.19184/ejlh.v6i1.9203
  10. O’Brien, Claire Methven., & Martin-Ortega, Olga. (2017). The Role of the State as Buyer under UN Guiding Principle 6. University of Greenwich Business Human Rights and Environment Research Series Policy Paper, No 04. http://dx.doi.org/10.2139/ssrn.3170285
  11. Pratidina, Ilhami G. (2015). Penerapan Forum Rei Sitae Dalam Gugatan Berdasarkan Perbuatan Melanggar Hukum. Yuridika, Vol.30,(No.1), pp.1–29. https://doi.org/10.20473/ydk.v30i1. 4870
  12. Purwanti, Ni Luh Putu W. (2020). Investment Limitation Between ASEAN and Non-ASEAN Countries in Presidential Regulation : Dimension of Non- Discrimination Principles. Jurnal Magister Hukum Udayana, Vol.9, (No.2), pp.242–252. https://doi.org/10.24843/JMHU. 2020.v09.i02.p02
  13. Rabbani, Deden Rafi S. (2021). Telaah Kritis TFA WTO (World Trade Organization) Analisis terhadap Implementasi Kebijakan Perdagangan Internasional di Indonesia. Jurnal Hukum Lex Generalis,Vol.2,(No.1),pp.14–38. https://ojs.rew angrencang.com/index.php/JHLG/article/view/2
  14. Howse, Robert L. (2021). Official Business: International Trade Law and the Resurgence (or Resilience) of the State as an Economic Actor. University of Pennsylvania Journal of International Law, Forthcoming. https:// papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3892415
  15. Sefriani. (2012). Status Hukum Aset Perusahaan Negara Dalam Hukum Internasional. Mimbar Hukum,Vol.24,(No.3),pp.516–526.DOI: 10.22146/jmh.16116
  16. Silalahi, E. (2015). Implikasi Hukum Internasional Pada Flight Information Region (Fir) Singapura Atas Wilayah Udara Indonesia Terhadap Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jurnal Online Mahasiswa FISIP, Vol.2,(No.1),pp.1–14. https://jom.unri.ac.id/ index.php/JOMFHUKUM/article/view/4507
  17. Sunyowati, D. (2013). Hukum Internasional Sebagai Sumber Hukum Dalam Hukum Nasional (Dalam Perspektif Hubungan Hukum Internasional Dan Hukum Nasional Di Indonesia). Jurnal Hukum Dan Peradilan, Vol.2, (No.1), pp.67–84. https://doi.org/10.25216/jhp.2.1.2013.67-84
  18. Suparman, E. (2018). Doktrin Penyelesaian Sengketa Perdata: Analisis dan Perkembangannya Dewasa Ini di Indonesia. Borneo Law Review Journal, Vol.2, (No.1), pp.37–58. https://doi.org/10.35334/bolrev.v2i1. 719
  19. Syahrin, M. Alvi. (2017). Refleksi Teoretik E-Contract: Hukum Yang Berlaku Dalam Sengketa Transaksi Bisnis Internasional yang Menggunakan E-Commerce. Lex Librum, Vol.3,(No.2),pp.475–494. https://doi.org/10. 46839/lljih.v3i2.55
  20. Sylvana, Yana., Firmansyah, Yohanes., Wijaya, Hanna., & Anggelika S, Michelle. (2020). The Role of The WTO in Mediate Dispute Palm Oil between Indonesia and the European Union. International Journal of Social Science and Religion,Vol.1,Issue3,pp.233–250. https://doi.org/10.53639/ijssr.v1i3.16
  21. Wijaya, Endra., Nopiandri, Kikin., & Habiburrokhman, H. (2017). Dinamika Upaya Melakukan Sinergi Antara Hukum Perdagangan Internasional dan Hukum Lingkungan. Jurnal Hukum Dan Peradilan,Vol.6,(No.3),pp.487–508. https://doi. org/10.25216/jhp.6.3.2017.487-508
  22. Salain, Made Suksma Prijandhini D.(2019). Konsepsi Yuridis Organisasi Non-Pemerintah (Non-Governmental Organization) Sebagai Subjek Hukum Internasional. Universitas Udayana
  23. Adolf, H. (2006). Hukum Perdagangan Internasional. Depok: PT Raja Grafindo Persada
  24. Booysen, H. (1999). International Trade Law on Goods and Services. Interlegal
  25. Khairandy, R. (2006). Pengantar Hukum Perdata Internasional. Yogyakarta: FH UII Press
  26. Mattoo, Aaditya., Rocha, Nadia., & Ruta, Michele. (2020). Handbook of Deep Trade Agreements. In Handbook of Deep Trade Agreements. https://doi.org/10.1596/978-1-4648-1539-3
  27. Detik.com. (2021). Dampak Positif dan Negatif Perdagangan Internasional bagi Indonesia. Retrieved February 16, 2021. Retrieved from https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5367409/dampak-positif-dan-negatif-perdagangan-internasional-bagi-indonesia
  28. Giman. (2015). Indonesia - Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Retrieved from https://pakgiman.com/ijepa/
  29. JETRO Indonesia. (2020). Jepang-Indonesia EPA (JIEPA). Retrieved from https://www.jetro.go.jp /indonesia/jiepa.html
  30. Kedutaan Besar Republik Indonesia, Ottawa, Kanada. (2020). Hubungan Bilateral RI-Kanada. Retrieved from https://kemlu.go.id/ottawa/ id/pages/hubungan_bilateral/2328/etc-menu
  31. Kedutaan Besar Republik Indonesia Di Berlin, Republik Federal Jerman. (2018). Sekilas Hubungan Bilateral Indonesia dan Jerman. Retrieved from https://kemlu.go.id/berlin/id/ read/sekilas-hubungan-bilateral-indonesia-dan-jerman/1287/etc-menu
  32. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. (2019). Indonesia dan Cina Konsisten Tingkatkan Kerja Sama Perdagangan. Retrieved from https://www.kemendag.go.id/id/ newsroom/media-corner/indonesia-dan-cina-konsisten-tingkatkan-kerja-sama-perdagangan-1
  33. Kompas.com. (2020). Indonesia-China: Membangun Kemitraan, Sinergi, dan Solidaritas. Retrieved from https://nasional.kompas.com/read/2020/ 12/22/18420681/indonesia-china-membangun-kemitraan-sinergi-dan-solidaritas
  34. Kowalski, P., & Rabaioli, D. (2017). Bringing together international trade and investment perspectives on state enterprises. (201). Retrieved from https://www.oecd-ilibrary.org/trade/bringing-together-international-trade-and-investment-perspectives-on-state-enterprises_e4019e87-en
  35. Mardiana. (2017). Kontrak Karya Freeport: Kontrak Publik atau Privat? Retrieved from https://news.detik.com/opini/d-3451353/kontrak-karya-freeport-kontrak-publik-atau-privat
  36. The WTO. (2011). WTO | About the organization. Retrieved from https://www.wto.org/english/ thewto_e/thewto_e.htm

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.