BibTex Citation Data :
@article{JKT533, author = {Sarjito Sarjito and M. Apriliani and D. Afriani and A.H. Haditomo}, title = {Agensia Penyebab Vibriosis Pada Udang Vaname (Litopenaus vanamei) yang Dibudidayakan Secara Intensif Di Kendal}, journal = {Jurnal Kelautan Tropis}, volume = {18}, number = {3}, year = {2016}, keywords = {}, abstract = { Budidaya udang vaname (Litopenaus vanamei) secara intensif telah dilakukan di kabupaten Kendal, sebagai upaya peningkatan produksi. Salah satu kendala yang sering terjadi pada budidaya udang intensif adalah serangan penyakit bakteri, termasuk pula vibriosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman bakteri yang berasosiasi dengan udang yang terserang vibriosis secara intensif beserta gejala klinisnya. Udangvaname yang menunjukkan gejala vibriosis diperoleh dari pertambakan intensif di kabupaten Demak. Sebanyak 22 isolat bakteri (SMC 01 – SSD 10) berhasil diisolasi dari hepatopacreas udangvaname pada mediumThiosulfate Citrate Bile Salts Sucrose (TCBS). Berdasarkan perfomance morphologi dari keua puluh dua isolat (bentuk, warna dan karakter koloni) dipilih 5 isolat ( SMC 01,SMC 04, SSD 01, SSD 03, dan SSD 07) untuk uji selanjutnya yaitu karakterisasi secara morfologi dan uji biokimia . Uji sensitivitas terhadap antibiotik yang beredar hanya dilakukan pada 3 isolat terpilih(SMC 01, SMC 04, dan SSD 03). Gejala klinis udang yang terserang vibriosis adalah : tubuh (carapace) memerah, melanosis pada kulit, nekrosis pada ekor, kaki renang dan kaki jalan memerah serta hepatopankreas yang memerah cenderung gelap. Hasil karakterisasi dengan pendekatan secara morfologi dan biokimia diperoleh pula bahwa bakteri yang berasosiasi dengan udangvaname (L. vanamei) dari tambak intensif kabupaten Kendal adalah Vibrio vulnificus (SMC 01), V. mimicus (SMC 04), V.damsella (SSD 01), V. parahaemolytics ( SSD 03) , V. fluvialis (SSD 07). Hasil Uji sensitivitas menunjukkan bahwa ketiga isolat terpilih (SMC 01, SMC 04, dan SSD 03) tidak sensitif terhadap beberapa antibiotik.. Kata kunci: vibriosis, sensitifitas, salinitas, udangvaname. }, issn = {2528-3111}, pages = {189--196} doi = {10.14710/jkt.v18i3.533}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt/article/view/533} }
Refworks Citation Data :
Budidaya udang vaname (Litopenaus vanamei) secara intensif telah dilakukan di kabupaten Kendal, sebagai upaya peningkatan produksi. Salah satu kendala yang sering terjadi pada budidaya udang intensif adalah serangan penyakit bakteri, termasuk pula vibriosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keanekaragaman bakteri yang berasosiasi dengan udang yang terserang vibriosis secara intensif beserta gejala klinisnya. Udangvaname yang menunjukkan gejala vibriosis diperoleh dari pertambakan intensif di kabupaten Demak. Sebanyak 22 isolat bakteri (SMC 01 – SSD 10) berhasil diisolasi dari hepatopacreas udangvaname pada mediumThiosulfate Citrate Bile Salts Sucrose (TCBS). Berdasarkan perfomance morphologi dari keua puluh dua isolat (bentuk, warna dan karakter koloni) dipilih 5 isolat ( SMC 01,SMC 04, SSD 01, SSD 03, dan SSD 07) untuk uji selanjutnya yaitu karakterisasi secara morfologi dan uji biokimia . Uji sensitivitas terhadap antibiotik yang beredar hanya dilakukan pada 3 isolat terpilih(SMC 01, SMC 04, dan SSD 03). Gejala klinis udang yang terserang vibriosis adalah : tubuh (carapace) memerah, melanosis pada kulit, nekrosis pada ekor, kaki renang dan kaki jalan memerah serta hepatopankreas yang memerah cenderung gelap. Hasil karakterisasi dengan pendekatan secara morfologi dan biokimia diperoleh pula bahwa bakteri yang berasosiasi dengan udangvaname (L. vanamei) dari tambak intensif kabupaten Kendal adalah Vibrio vulnificus (SMC 01), V. mimicus (SMC 04), V.damsella (SSD 01), V. parahaemolytics ( SSD 03) , V. fluvialis (SSD 07). Hasil Uji sensitivitas menunjukkan bahwa ketiga isolat terpilih (SMC 01, SMC 04, dan SSD 03) tidak sensitif terhadap beberapa antibiotik..
Kata kunci: vibriosis, sensitifitas, salinitas, udangvaname.
Article Metrics:
Last update:
Upon acceptance for publication, authors agree to transfer the copyright of their article to Jurnal Kelautan Tropis, while retaining the right to reuse their work under the terms of the open license applied.
From the date of publication, the copyright for each article is held by Jurnal Kelautan Tropis. This transfer allows the journal to manage, disseminate, and preserve scholarly content in accordance with international standards and open access best practices.
Although copyright is held by the journal, all published articles are made available under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License (CC BY-SA 4.0). Under this license, anyone may:
Copy and redistribute the material in any medium or format
Remix, transform, and build upon the material for any purpose, even commercially
provided that:
Appropriate credit is given to the original author(s) and the source
Indications are made of any changes that were made
Derivative works are distributed under the same license (CC BY-SA 4.0)
While copyright is held by the journal, authors retain important reuse rights. Authors may:
Reuse the published version of their article in future works, including books, compilations, and lectures
Deposit the published version in institutional or subject repositories
Share the article freely, including on personal websites or academic networks
as long as the original publication in Jurnal Kelautan Tropis is cited and the CC BY-SA 4.0 license terms are respected.
Authors must ensure that any third-party content included in the article (e.g., figures, images, datasets) is either original, in the public domain, or licensed for reuse under compatible terms. If specific permissions are required, authors must obtain them prior to submission.
For questions regarding copyright or licensing, please contact the editorial office at: j.kelautantropis@gmail.com
View My Stats
Jurnal Kelautan Tropis is published by Departement of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.