Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JKT22262, author = {Supiyati Supiyati and Septi Johan and Suwarsono Suwarsono and Hestyna Eka Putri}, title = {Microzonasi Perubahan Garis pantai Akibat Pengaruh Rip Current di Pantai Kota Bani Bengkulu}, journal = {Jurnal Kelautan Tropis}, volume = {27}, number = {2}, year = {2024}, keywords = {Abrasi; Gelombang; Rip current; USGS}, abstract = { The coastal of Kota Bani in Bengkulu is directly connected to the Indian Ocean, which has strong waves and currents that have the potential for rip currents. Recently, Kota Bani coast has experienced rapid shoreline changes caused by abrasion. Therefore, the purpose of this study is to identify rip current generating parameters, microzonation mapping of shoreline changes and its relationship with the potential zone of rip current occurrence at Kota Bani Coast, Bengkulu. The methods used in this study were in situ measurement of rip current generating parameters and identification of rip current using drone photos and USGS data to see shoreline changes. Analysis was done descriptively and quantitatively. Based on the research results, the type of breaking wave found at Kota Bani Coast is the plunging type with an irribaren value of 0.3 - 2.3. The potential for rip current occurs more in the west season than in the first transitional season. Rip current speeds of 3 m/s in the west season and 2.2 m/s in the first transitional season. Based on photo data of the coastline from the USGS for 10 years, the abrasion zone experienced a total coastline setback of 149.9 meters and in the non-abrasion zone experienced a total coastline increase (sedimentation) of 113.3 meters, with an average per year. Pantai Kota Bani Bengkulu Utara berhubungan langsung dengan Samudera Hindia yang memiliki gelombang dan arus kuat yang memiliki potensi kemunculan rip current. Akhir-akhir ini Pantai kota Bani mengalami perubahan garis pantai yang sangat cepat yang disebabkan abrasi. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi parameter pembangkit rip current , pemetaan microzonasi perubahan garis pantai dan hubungannya dengan zona potensi rip current di Pantai Kota Bani Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran in situ parameter pembangkit rip current dan identifikasi rip current menggunakan foto drone serta data USGS utuk melihat perubahan garis pantai. Analisis dilakukan secara diskriptif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh t ipe gelombang pecah yang terdapat di Pantai Kota Bani yaitu tipe plunging dengan nilai irribaren 0,3 - 2,3. Potensi kemunculan rip current lebih banyak terjadi pada musim barat dibandingkan musim peralihan I . K ecepatan rip current pada musim barat 3 m/s dan pada musim peralihan I 2,2 m/s. Berdasarkan data foto garis pantai dari USGS selama 10 tahun zona terabrasi terjadi total kemunduran garis pantai 149,9 meter dan pada zona tidak terabrasi mengalami total kemajuan garis pantai (sedimentasi) 113,3 meter, dengan rata-rata perubahan garis pantai per tahun 3,7 m. Z ona abrasi dan tidak terabrasi sama-sama berpotensi munculnya rip current, akan tetapi kemunculan rip current lebih banyak pada zona terabrasi, hasil yang didapat menunjukkan bahwa rip current menjadi salah satu faktor mempercepat terjadinya abrasi di Pantai Kota Bani. }, issn = {2528-3111}, pages = {236--246} doi = {10.14710/jkt.v27i2.22262}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt/article/view/22262} }
Refworks Citation Data :
The coastal of Kota Bani in Bengkulu is directly connected to the Indian Ocean, which has strong waves and currents that have the potential for rip currents. Recently, Kota Bani coast has experienced rapid shoreline changes caused by abrasion. Therefore, the purpose of this study is to identify rip current generating parameters, microzonation mapping of shoreline changes and its relationship with the potential zone of rip current occurrence at Kota Bani Coast, Bengkulu. The methods used in this study were in situ measurement of rip current generating parameters and identification of rip current using drone photos and USGS data to see shoreline changes. Analysis was done descriptively and quantitatively. Based on the research results, the type of breaking wave found at Kota Bani Coast is the plunging type with an irribaren value of 0.3 - 2.3. The potential for rip current occurs more in the west season than in the first transitional season. Rip current speeds of 3 m/s in the west season and 2.2 m/s in the first transitional season. Based on photo data of the coastline from the USGS for 10 years, the abrasion zone experienced a total coastline setback of 149.9 meters and in the non-abrasion zone experienced a total coastline increase (sedimentation) of 113.3 meters, with an average per year.
Pantai Kota Bani Bengkulu Utara berhubungan langsung dengan Samudera Hindia yang memiliki gelombang dan arus kuat yang memiliki potensi kemunculan rip current. Akhir-akhir ini Pantai kota Bani mengalami perubahan garis pantai yang sangat cepat yang disebabkan abrasi. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi parameter pembangkit rip current, pemetaan microzonasi perubahan garis pantai dan hubungannya dengan zona potensi rip current di Pantai Kota Bani Bengkulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran in situ parameter pembangkit rip current dan identifikasi rip current menggunakan foto drone serta data USGS utuk melihat perubahan garis pantai. Analisis dilakukan secara diskriptif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tipe gelombang pecah yang terdapat di Pantai Kota Bani yaitu tipe plunging dengan nilai irribaren 0,3 - 2,3. Potensi kemunculan rip current lebih banyak terjadi pada musim barat dibandingkan musim peralihan I. Kecepatan rip current pada musim barat 3 m/s dan pada musim peralihan I 2,2 m/s. Berdasarkan data foto garis pantai dari USGS selama 10 tahun zona terabrasi terjadi total kemunduran garis pantai 149,9 meter dan pada zona tidak terabrasi mengalami total kemajuan garis pantai (sedimentasi) 113,3 meter, dengan rata-rata perubahan garis pantai per tahun 3,7 m. Zona abrasi dan tidak terabrasi sama-sama berpotensi munculnya rip current, akan tetapi kemunculan rip current lebih banyak pada zona terabrasi, hasil yang didapat menunjukkan bahwa rip current menjadi salah satu faktor mempercepat terjadinya abrasi di Pantai Kota Bani.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Kelautan Tropis is published by Departement of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.