Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JKT19817, author = {Lisna E. Cahyani and Kesaulya Irma and Sara Haumahu}, title = {Pengaruh Perubahan Gradien Suhu dan Salinitas terhadap Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Teluk Ambon}, journal = {Jurnal Kelautan Tropis}, volume = {26}, number = {3}, year = {2023}, keywords = {keragaman; kepadatan; Teluk Ambon; fitoplankton}, abstract = { Primary production in the marine ecosystem depends on the presence of phytoplankton. The presence of phytoplankton is controlled by physical parameters such as salinity and temperature. In order to understand the impact of change of salinity and temperature on the community structure of phytoplankton, especially their abundance and diversity in the waters of Ambon bay, water samples were collected in May and July 2021 at 13 stations and in the layer of 0-10 meters and temperature and salinity were measured simultaneously. Thirty-seven species of phytoplankton were found. The highest number of species were in division Bacillariophyceae (97%), Fragilariophyceae (2%) and Dinophyceae (1%). The most diverse genus was Chaetoceros (8 species). Phytoplankton density ranged from 285 to 302.698 cells.m -3 during sampling I and 292-614.069 cells.m -3 during sampling II. Odontella sinensis and Coscinodiscus radiatus were the highest phytoplankton density during sampling I and II, respectively. Diversity index (Simpson’s diversity index) was maximum at station 1 (sampling I) and station 9 (sampling II). Temperature and salinity show positive and negative correlation, respectively with phytoplankton density. This indicates that changed in salinity and temperature gradient have impact on the community structure of phytoplankton. As phytoplankton plays a key role for the life in marine ecosystem and also indicator for waters quality, it is important to study in depth how the effect of climate change on its community structure either in semi-closed or open ocean. Produksi primer di ekosistem laut dipengaruhi oleh keberadaan fitoplankton dan keberadaan fitoplankton dipengeruhi oleh parameter fisika seperti salinitas dan suhu. Untuk mengetahui dampak dari perubahan salinitas dan suhe terhadap struktur komunitas fitoplankton, terutama kepadatan dan keragaman jenisnya di perairan Teluk Ambon, maka sampel air diambil pada bulan Mei dan Juli 2021 di 13 stasiun penelitian pada lapisan kedalaman 0-10 meter. Suhu dan salinitas diukur secara bersamaan dengan menggunakan CTD. Tiga puluh tujuh spesies fitoplankton ditemukan dan spesies dari devisi Bacillariophyceae ditemukan dalam jumlah yang tertinggi (97%), Fragilariophyceae (2%) dan Dinophyceae (1%). Genus dengan jumlah spesies terbanyak adalah Chaetoceros (8 species). Kepadatan fitoplankton berkisar antara 285 sampai 302.698 sels.m -3 saat sampling I dan 292-614.069 sels.m -3 selama sampling II. Pada sampling I, Odontella sinensis dijumpai dalam jumlah yang banyak sedangkan pada sampling II spesies Coscinodiscus radiatus yang dijumpai dalam jumlah yang banyak. Indeks diversitas (index diversitas Simpson) tertinggi di stasion 1 (sampling I) dan stasion 9 (sampling II). Suhu berkorelasi positif dengan kepadatan fitoplankton sedangkan salinitas berkorelasi negative dengan kepadatan fitoplankton. Hal ini menunjukan bahwa perubahan gradien salinitas dan suhu di perairan Teluk Ambon berpengaruh bagi kedapatan fitoplankton. Sebagai unsur penting untuk menunjang kehidupan organisma lain dan juga indicator kesuburan ekositem laut, maka sangat penting untuk melakukan penelitian secara berkelanjutan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap struktur komunitas fitoplankton baik di perairan semi-tertutup maupun di perairan terbuka. }, issn = {2528-3111}, pages = {543--553} doi = {10.14710/jkt.v26i3.19817}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt/article/view/19817} }
Refworks Citation Data :
Primary production in the marine ecosystem depends on the presence of phytoplankton. The presence of phytoplankton is controlled by physical parameters such as salinity and temperature. In order to understand the impact of change of salinity and temperature on the community structure of phytoplankton, especially their abundance and diversity in the waters of Ambon bay, water samples were collected in May and July 2021 at 13 stations and in the layer of 0-10 meters and temperature and salinity were measured simultaneously. Thirty-seven species of phytoplankton were found. The highest number of species were in division Bacillariophyceae (97%), Fragilariophyceae (2%) and Dinophyceae (1%). The most diverse genus was Chaetoceros (8 species). Phytoplankton density ranged from 285 to 302.698 cells.m-3 during sampling I and 292-614.069 cells.m-3 during sampling II. Odontella sinensis and Coscinodiscus radiatus were the highest phytoplankton density during sampling I and II, respectively. Diversity index (Simpson’s diversity index) was maximum at station 1 (sampling I) and station 9 (sampling II). Temperature and salinity show positive and negative correlation, respectively with phytoplankton density. This indicates that changed in salinity and temperature gradient have impact on the community structure of phytoplankton. As phytoplankton plays a key role for the life in marine ecosystem and also indicator for waters quality, it is important to study in depth how the effect of climate change on its community structure either in semi-closed or open ocean.
Produksi primer di ekosistem laut dipengaruhi oleh keberadaan fitoplankton dan keberadaan fitoplankton dipengeruhi oleh parameter fisika seperti salinitas dan suhu. Untuk mengetahui dampak dari perubahan salinitas dan suhe terhadap struktur komunitas fitoplankton, terutama kepadatan dan keragaman jenisnya di perairan Teluk Ambon, maka sampel air diambil pada bulan Mei dan Juli 2021 di 13 stasiun penelitian pada lapisan kedalaman 0-10 meter. Suhu dan salinitas diukur secara bersamaan dengan menggunakan CTD. Tiga puluh tujuh spesies fitoplankton ditemukan dan spesies dari devisi Bacillariophyceae ditemukan dalam jumlah yang tertinggi (97%), Fragilariophyceae (2%) dan Dinophyceae (1%). Genus dengan jumlah spesies terbanyak adalah Chaetoceros (8 species). Kepadatan fitoplankton berkisar antara 285 sampai 302.698 sels.m-3 saat sampling I dan 292-614.069 sels.m-3 selama sampling II. Pada sampling I, Odontella sinensis dijumpai dalam jumlah yang banyak sedangkan pada sampling II spesies Coscinodiscus radiatus yang dijumpai dalam jumlah yang banyak. Indeks diversitas (index diversitas Simpson) tertinggi di stasion 1 (sampling I) dan stasion 9 (sampling II). Suhu berkorelasi positif dengan kepadatan fitoplankton sedangkan salinitas berkorelasi negative dengan kepadatan fitoplankton. Hal ini menunjukan bahwa perubahan gradien salinitas dan suhu di perairan Teluk Ambon berpengaruh bagi kedapatan fitoplankton. Sebagai unsur penting untuk menunjang kehidupan organisma lain dan juga indicator kesuburan ekositem laut, maka sangat penting untuk melakukan penelitian secara berkelanjutan untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan iklim terhadap struktur komunitas fitoplankton baik di perairan semi-tertutup maupun di perairan terbuka.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Kelautan Tropis is published by Departement of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.