skip to main content

Degradasi Karbohidrat pada Pakan Udang oleh Isolat Kapang Endofit Mangrove

1Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

2Laboratorium Marine Natural Product, UPL-Laboratorium Terpadu, Universitas Diponegoro, Indonesia

3Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Indonesia

4 Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Indonesia

View all affiliations
Received: 1 Jan 2023; Revised: 29 Jan 2023; Accepted: 12 Feb 2023; Available online: 21 Feb 2023; Published: 3 Mar 2023.
Open Access Copyright (c) 2023 Jurnal Kelautan Tropis under http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0.

Citation Format:
Abstract

Feed quality is a very important factor in shrimp farming because it will affect shrimp growth, water quality and even the emergence of pathogenic bacteria. High quality feed can be well digested by shrimp so that it can improve the growth and do not leave plenty of residue. Mold is capable of producing cellulase which can be used to improve feed quality by shortening carbohydrate chains. This paper will discuss the application of endophytic molds to simplify cellulose in shrimp feed. Mold isolates were collected from mangrove ecosystems in North Sulawesi. The media used for culturing mold are potato dextrose agar (PDA) and potato dextrose broth (PDB). Fermentation test was conducted using the fungal isolates; Hypocreales sp. and Diaporthe stewartii and consortia and controls. Fermentation results were checked by TLC and Fehling's test to determine the composition of the compounds and the presence of reducing sugar either mono or di-saccharide. Fermented shrimp feed shows differences in texture and color. Fermented feed extract with Hypocreales sp. 2.69 g (3.36%), Diaporthe stewartii 4.9 g (6.13%), and consortium 3.75 g (4.69%). TLC results neither under UV light nor visualization of vanillin sulfate did not show any differences of compounds in the control and the fermented feed. The results of the Fehling test showed that the mold was able to degrade cellulose that can be utilized to increase the shirmp feed quality.

 

 

 

Kualitas pakan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam budidaya udang karena akan mempengaruhi pertyumbuhan udang, kualitas air bahkan timbulnya bakteri pathogen. Pakan yang baik mudah dicerna oleh udang sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan secara maksimal dan tidak terlalu banyak meninggalkan residu. Kapang mampu memproduksi selulase yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pakan dengan memperpendek rantai karbohidrat. Tulisan ini akan membahas aplikasi kapang endofit untuk menyederhanakan selulosa pada pakan udang. Isolat kapang dikoleksi dari ekosistem mangrove di Sulaweri Utara. Media yang digunakan untuk mengkultur kapang adalah potato dextrose agar (PDA) dan potato dextrose broth (PDB). Uji fermentasi dengan kapang  Hypocreales sp. dan Diaporthe stewartii dan konsorsium serta kontrol. Hasil fermentasi dicek dengan TLC dan uji Fehling untuk mengetahui komposisi senyawa dan keberadaan mono-karbohidrat.  Pakan udang yang difermentasi menunjukkan perbedaan tekstur dan warna. Ekstrak pakan fermentasi dengan Hypocreales sp. sebesar 2,69 g (3,36%), Diaporthe stewartii sebesar 4,9 g (6,13%), dan konsorsium sebesar 3,75 g (4,69%). Hasil TLC dan visualisasi vanillin sulfat tidak menunjukkan perbedaan jenis senyawa pada pakan kontrol dan pakan terfermentasi. Hasil uji Fehling menunjukkan bahwa  kapang mampu mendegradasi selulosa yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pakan udang.

Fulltext View|Download
Keywords: Diaporthe stewartii; Fermentasi; Hypocreales sp.; Pakan Udang

Article Metrics:

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.