1Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia
2Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{JKT13490, author = {Regina Melianawati and Ni Wayan Widya Astuti and Tridjoko Tridjoko}, title = {Peranan Taurin pada Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Kerapu Bebek Cromileptes altivelis (Valenciennes, 1828)}, journal = {Jurnal Kelautan Tropis}, volume = {26}, number = {1}, year = {2023}, keywords = {asam amino taurin; pengkayaan rotifer; larva ikan kerapu}, abstract = { Taurine is an important amino acid for the growth of marine fish larvae The humpback grouper (Cromileptes altivelis) is a highly valuable marine fish that has been farmed in hactheries. The increasing of larval growth and survival rate of humpback grouper was carried out by taurine addition as enrichment ingredient to zooplankton as live feed for larvae. The purpose of this study was to find out the role of taurine on larval growth and survival rate. Two treatments tested were taurine addition by bioencapsulated through zooplankton rotifers Brachionus rotundiformis (A) and without taurine addition in rotifers (B). The observed parameters were larval growth and survival rate. Larval samples were taken on day 1 and 5, then continued every 5 days until the end of the study, by using10 larval samples at each time. The results showed that mostly all larvae have already metamorphosed and become juveniles at 35 days old. At that time, larvae with taurine addition (A) have bigger in size, faster growth and also higher survival rate compared than larvae without taurine addition(B). Therefore, the result of this study indicated that the addition of taurine could improve larval growth and the survival rate of humpback grouper. Taurin merupakan asam amino penting untuk pertumbuhan larva ikan laut. Ikan kerapu bebek ( Cromileptes altivelis ) adalah salah satu jenis ikan laut bernilai ekonomis tinggi yang sudah dapat dibudidayakan. Peningkatan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan kerapu bebek dilakukan dengan penambahan taurin sebagai bahan pengkaya ke dalam zooplankton sebagai pakan alami larva. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peranan taurin pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva. Dua perlakuan yang diujikan adalah penambahan taurin melalui bioenkapsulasi pada zooplankton rotifer Brachionus rotundiformis (A) dan tanpa penambahan taurin pada rotifer (B). Parameter yang diamati adalah pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva. Sampel larva diambil pada umur 1 dan 5 hari, selanjutnya setiap 5 hari sekali hingga akhir penelitian, dengan menggunakan 10 ekor larva setiap waktu pengambilan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar populasi larva telah bermetamorfosis menjadi juvenil pada umur 35 hari. Pada umur tersebut, larva yang diberi penambahan taurin (A) memiliki ukuran yang lebih besar, pertumbuhan yang lebih cepat dan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan larva yang tidak diberi penambahan taurin (B). Oleh karenanya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan taurin pada rotifer dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan kerapu bebek. }, issn = {2528-3111}, pages = {27--34} doi = {10.14710/jkt.v26i1.13490}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jkt/article/view/13490} }
Refworks Citation Data :
Taurine is an important amino acid for the growth of marine fish larvae The humpback grouper (Cromileptes altivelis) is a highly valuable marine fish that has been farmed in hactheries. The increasing of larval growth and survival rate of humpback grouper was carried out by taurine addition as enrichment ingredient to zooplankton as live feed for larvae. The purpose of this study was to find out the role of taurine on larval growth and survival rate. Two treatments tested were taurine addition by bioencapsulated through zooplankton rotifers Brachionus rotundiformis (A) and without taurine addition in rotifers (B). The observed parameters were larval growth and survival rate. Larval samples were taken on day 1 and 5, then continued every 5 days until the end of the study, by using10 larval samples at each time. The results showed that mostly all larvae have already metamorphosed and become juveniles at 35 days old. At that time, larvae with taurine addition (A) have bigger in size, faster growth and also higher survival rate compared than larvae without taurine addition(B). Therefore, the result of this study indicated that the addition of taurine could improve larval growth and the survival rate of humpback grouper.
Taurin merupakan asam amino penting untuk pertumbuhan larva ikan laut. Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) adalah salah satu jenis ikan laut bernilai ekonomis tinggi yang sudah dapat dibudidayakan. Peningkatan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan kerapu bebek dilakukan dengan penambahan taurin sebagai bahan pengkaya ke dalam zooplankton sebagai pakan alami larva. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui peranan taurin pada pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva. Dua perlakuan yang diujikan adalah penambahan taurin melalui bioenkapsulasi pada zooplankton rotifer Brachionus rotundiformis (A) dan tanpa penambahan taurin pada rotifer (B). Parameter yang diamati adalah pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva. Sampel larva diambil pada umur 1 dan 5 hari, selanjutnya setiap 5 hari sekali hingga akhir penelitian, dengan menggunakan 10 ekor larva setiap waktu pengambilan sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar populasi larva telah bermetamorfosis menjadi juvenil pada umur 35 hari. Pada umur tersebut, larva yang diberi penambahan taurin (A) memiliki ukuran yang lebih besar, pertumbuhan yang lebih cepat dan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan larva yang tidak diberi penambahan taurin (B). Oleh karenanya, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan taurin pada rotifer dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan kerapu bebek.
Article Metrics:
Last update:
View My Stats
Jurnal Kelautan Tropis is published by Departement of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Diponegoro under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.