skip to main content

Konflik Etnisitas di Aceh Masa Reformasi, 1998-2005

*Imam Hadi Sutrisno  -  Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan, Universitas Langsa, Indonesia

Citation Format:
Abstract
Sejarah Aceh selalu lekat dengan konflik dengan latar politik baik pada masa kolonial maupun Indonesia kontemporer seperti Perang Aceh, Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), tetapi tulisan ini lebih memfokuskan pada konflik dengan latar  etnisitas yang muncul pada masa reformasi 1998-2005. Dengan metode sejarah kritis dapat diketahui, bahwa konflik etnisitas di Aceh masa reformasi itu lebih dipengaruhi oleh euphoria reformasi dan menguatnya semangat otonomi daerah yang direpresentasi sebagai ‘kekuasaan’ yang harus ditangan orang daerah-etnik local dan merupakan konflik harisontal sesama warga bangsa dengan latar etnik yang berbeda. Dalam konflik horisontal ini yang cukup menonjol terjadi antara etnik lokal dengan etnik pendatang terutama etnik Jawa yang dianggap telah menguasai etnik local terutama secara ekonomi dan sosiokultural. Sebagai etnik pendatang, orang-orang Jawa di Aceh secara ekonomi lebih maju dibandingkan penduduk local yang notabene berasal dari etnik setempat. Selain itu, secara sosiokultural orang Jawa di Aceh juga menempati posisi social yang penting dan lebih baik dibandingkan dengan penduduk Aceh. Konflik dengan latar etnik di Aceh tentu berbeda dengan konflik dengan latar dan tujuan politik seperti Tengku Daud Beureureh yang memimpin DI/TII, Tengku Hasan Tiro yang memimpin Gerakan Aceh Merdeka/GAM.
Fulltext View|Download
Keywords: Etnisitas; Konflik Aceh; Reformasi

Article Metrics:

  1. Baso, Ahmad (2002). Plesetan Lokalitas Politik Pribumi Islam. Jakarta: Desantara
  2. Barth, Fredrik (1988). Kelompok Etnis dan Batasannya. Jakarta: Universitas Indonesia Press
  3. Burger, D.H. (1962). Sejarah Ekonomi Sosiologis Indonesia Jilid I. Jakarta: Pradnja Paramita
  4. Burger, P.L., Parera, F. M. and Luckman (1990). Tafsir Sosial Atas Kenyataan Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan. Jakarta: LP3ES
  5. Eriksen, Thomas H. (1993). Ethnicity & Nationalism, Anthopological Perspectives. London: Pluto Press
  6. Haryanto, Sindung (2012) “Konflik Sosial di Era Reformasi”, Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, Vol. 25 (4): 299-308
  7. Herowitz, Donald (1985). Ethnic Group in Conflict. Los Angeles: University Of California Press
  8. Kambo, Gustiana (2007). Politik Identitas: Studi Kualitatif Tentang Konstruksi Identitas Politik Etnik Mandar. Disertasi Universitas Airlangga
  9. Kuntowijoyo (2008). Penjelasan Sejarah [Historical Explanation]. Yogyakarta: Tiara Wacana
  10. Lombard, Denys (2008). Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Jakarta: KPG
  11. Manger, Martin (1994). Elite and Masses. California, Wadsworth Publishing Company: Belmort
  12. Nasikun (1984). Sistem Sosial Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press
  13. Parsons (1951) Social System. Oxon: Routledge & Kegal Paul Ltd
  14. Parsons (1966) Societies: Evolutionary and Comparative Perspectives. New Jersey: Prentice-Hall
  15. Reid, Anthony (2004) “War, Peace, and the Burdern of History in Aceh”, Asian Ethnicity, Vol. 5 (3): 301-314
  16. Reid, Anthony (2007). Asal Mula Konflik Aceh-Dari Perebutan Pantai Timur Sumatra hingga Akhir Kerajaan Aceh abad XIX. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
  17. Ritzer, Georg (2011). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
  18. Sudirman (2009). Banda Aceh dalam Siklus Perdagangan Internasional 1500-1873, Banda Aceh: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.