skip to main content

Optimasi Pemberian Pupuk Gramafix dalam Degradasi Cemaran Minyak Bumi oleh Bakteri Indigenous secara In Vitro

*Linda Safitri  -  Laboratorium Bioteknologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, Indonesia
Endang Kusdiyantini  -  Laboratorium Bioteknologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, Indonesia
Yeti Darmayati  -  Laboratorium Bioteknologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro, Indonesia

Citation Format:
Abstract

Pencemaran minyak bumi berdampak buruk bagi kehidupan di ekosistem laut, khususnya di daerah pesisir. Salah satu metode penanganan masalah pencemaran adalah bioremediasi dengan menggunakan bakteri-bakteri yang mampu mendegradasi dan memanfaatkan hidrokarbon minyak bumi sebagai sumber karbon. Salah satu teknik bioremediasi adalah dengan biostimulasi, yaitu dengan penambahan nutrisi yang dapat meningkatkan proses degradasi minyak bumi oleh bakteri pendegradasi. Nutrisi yang digunakan berupa pupuk lepas lambat, salah satunya adalah pupuk Gramafix. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi pupuk Gramafix yang paling optimal dalam meningkatkan degradasi cemaran minyak bumi oleh bakteri indigenous. Empat konsentrasi pupuk Gramafix yang menjadi perlakuan adalah P1 (0,085 g), P2 (0,171 g), P3 (0,341 g), dan P4 (0,682 g), serta perlakuan kontrol negatif (tanpa pupuk dan bakteri) dan kontrol positif (dengan bakteri, tanpa pupuk). Pengamatan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada hari ke 0, 7, 14 dan 28. Parameter yang digunakan adalah berat minyak bumi menggunakan metode gravimetri, jumlah total sel bakteri menggunakan metode Acridine Orange Direct Counting dan faktor lingkungan berupa kadar nitrogen, kadar fosfor, suhu, oksigen terlarut, pH serta salinitas. Analisis data menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan uji ANOVA dan uji beda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan P3 mampu meningkatkan proses degradasi minyak bumi oleh bakteri pendegradasi dengan persentase tertinggi yaitu 65,91% dalam 28 hari inkubasi, selain itu juga memiliki jumlah total sel bakteri lebih banyak dibandingkan perlakuan lainnya. Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan pupuk Gramafix 0,341 g paling optimum untuk meningkatkan degradasi minyak bumi oleh bakteri pendegradasi.

Fulltext View|Download
  1. Aske, N. 2002. Characterisation of Crude Oil Components, Asphaltene Aggegation and Emulsion Stability by means of Near Infrared Spectroscopy and Multivariate Analysis. Thesis. Norwegian University of Science and Technology, Norwegia
  2. Atlas R.M. & R. Bartha. 1992. Hydrocarbon Biodegradation and Oil spill Bioremediation. Adv. Microbial Ecol. 12: 287-338
  3. Baker K.H. & D.S. Herson. 1994. Bioremediation
  4. Mc. Graw-Hill Inc, New York. Barnum, S. 2005. Biotechnology: An Introduction, 2nd Edition. Miami University Thomson Brooks/Cole, United States
  5. Boufadel, M.C., M.T. Suidan & A.D. Venosa. 2007. Tracer Studies in a Laboratory Beach Subjected to Waves. J. Environ. Eng. 133 (7): 722-732
  6. Darmayati, Y. 2009. Pemanfaatan Bakteri Laut dalam Bioremediasi Ekosistem Pantai Berpasir Tercemar Minyak : Uji Coba Biostimulasi, Bioaugmentasi, dan Kombinasinya dalam Skala Laboratorium dan Demplot. Laporan Akhir. Pusat Penelitian Oseanogafi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta
  7. Darmayati, Y., S. Harayama, A. Yamazoe, A. Hatmanti, Sulistianti, R. Nuchsin & D.H. Kunarso. 2008. Hidrocarbonoclastic Bacteria From Jakarta Bay And Seribu Islands. Marine Res. Indonesia 1(33): 55-64
  8. Doerffer, J.W. 1992. Oil Spill Response in the Marine Environment, 1st Ed. Pergamon Press, Tokyo
  9. Kostka, J.E., O. Prakash, W.A. Overholt, S.J. Green, G. Freyer & A.Canion. 2011. Hydrocarbon-degrading Bacteria and the Bacterial Community Response in Gulf of Mexico Beach Sands Impacted by the Deep Water Horizon Oil Spill. Appl. Environ. Microb. 77(22): 7962–7974
  10. Nugroho, A. 2006. Bioremediasi Hidrokarbon Minyak Bumi. Graha Ilmu, Yogyakarta
  11. Pagoray, H. 2009. Biostimulasi dan Bioaugmentasi untuk Bioremediasi Limbah Hidrokarbon serta Analisis Berkelanjutan. Tesis. Institut Pertanian Bogor
  12. Rosepta, B.F. 2012. Pengaruh Jenis Pupuk Lepas Lambat terhadap Kemampuan Bakteri Indigenous mendegradasi Hidrokarbon Minyak Mentah Pada Sedimen Tercemar. Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
  13. Sathishkumar, M., A.R. Binupriya, S.H. Baik & S.E. Yun. 2008. Biodegradation of Crude Oil by Individual Bacterial Strains and a Mixed Bacterial Consortium Isolated from Hydrocarbon Contaminated Areas. Clean Soil Air Water 36: 92–96
  14. Syakti, D.A. 2005. Multi Proses Remediasi di dalam Penanganan Tumpahan Minyak (Oil Spill) di Perairan Laut dan Pesisir. Seminar Bioremediasi. Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman
  15. Tyagi, M., M. Manuela, C. Fonseca & R. Carvalhos. 2011. Bioaugmentation and Biostimulation Strategies to Improves the Effectiveness of Bioremediation Process. Biodegrad.22: 231-241
  16. Umroh. 2011. Bioremidiasi Pencemaran Minyak Di Sedimen Pantai Balongan, Indramayu dengan Menggunakan Bakteri Alcanivorax sp. Te-9 Skala Laboratorium. Akuatik, J. Sumberdaya Perairan 5(2): 23-31
  17. Venosa, A.D. & X. Zhu. 2003. Biodegadation of Crude Oil Contaminating Marine Shorelines and Freshwater Wetlands. Spill Sci.& Technol. Bull. 8(2): 163–178
  18. Zhu, X., A.D. Venosa, M.T. Suidan & K. Lee. 2001. Guidelines for the Bioremediation of Marine Shorelines and Freshwater Wetlands. U.S. Environmental Protection Agency, Cincinnati

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.