Eksistensi Industri Kerajinan Rotan di Teluk Wetan Jepara

Alamsyah Alamsyah

Abstract


Kerajinan rotan Jepara merupakan salah satu bentuk kreativitas masyarakat yang berkontribusi dalam penyediaan lapangan kerja. Kerajinan rotan di Jepara sudah ada sejak tahun 1972 dan semakin berkembang hingga tahun 2019 ini. Keberadaan kerajinan ditopang oleh para pengusaha atau pengrajin kecil dan menengah serta para pekerja.  Berkaitan dengan aspek pengelolaan, perusahaan “rumahan” (skala kecil dan menengah)  masih dikelola secara  tradisional, sedangkan perusahaan besar sudah menggunakan sistem pengelolaan yang berbasis komputer. Bahan baku yang digunakan adalah bahan baku rotan alam dan  rotan sintetis. Namun ada juga yang menggunakan kombinasi bahan baku enceng gondok, debog, kayu, alumunium, besi, stainlies, busa, kain Oscar, dan kain waterpruf. Produk yang dihasilkan kebanyakan adalah produk pesanan meskipun ada juga produk yang tidak berdasarkan pesanan. Produk kerajinan rotan dipasarkan  di dalam negeri seperti ke Kudus, Rembang,  Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Bali, Medan, Magelang,  Surabaya, dan kota laiinya.  Pemasaran luar negeri dilakukan ke Eropa (Denmark, Italia, dan Belanda), Amerika Serikat, dan Australia. Produk yang dipasarkan di dalam negeri berupa keranjang rotan dan furniture rotan. Adapun produk yang diekspor berupa produk furniture rotan baik rotan alam maupun produk kombinasi antara rota alam dengan rotan sintetis, kayu, aluminium, ataupun besi.

Keywords


Industri Kerajinan; Rotan; Teluk Wetan; Jepara

Full Text: PDF

DOI: 10.14710/anuva.3.1.33-46