Dari Sasana Rehabilitasi Wanita Tuna Susila (SRWTS) Silih Asih Ke Unit Pelaksana Teknis Dinas Panti Sosial Rehabilitasi Tuna Sosial (UPTD PSRTS): Perkembangan Sebuah Panti Sosial di Kabupaten Cirebon Tahun 1979-2017

Donna Fierrelanda, Tri Handayani

Abstract


Artikel ini membahas mengenai perkembangan Balai Rehabilitasi Sosial Karya Wanita (BRSKW) Palimanan-Cirebon sebagai lembaga rehabilitasi sosial bagi wanita dengan masalah sosial pada kurun tahun 1979-2017. Perkembangan organisasi menjadi pembahasan yang disoroti dalam penelitian ini. Konteks perkembangan organisasi yang meliputi manajemen organisasi, kelengkapan sarana dan prasarana, serta pelayanan rehabilitasi sosial di BRSKW Palimanan-Cirebon.  Penelitian ini menggunakan metode sejarah untuk menganalisa tentang perkembangan BRSKW Palimanan-Cirebon yang meliputi manajemen organisasi, kelengkapan sarana dan prasarana, serta pelayanan rehabilitasi sosial. Pendirian BRSKW Palimanan-Cirebon dilatarbelakangi oleh fenomena prostitusi dengan nama awal Sasana Rehabilitasi Wanita Tuna Susila (SRWTS) Silih Asih. Nama BRSKW Palimanan-Cirebon mulai digunakan pada tahun 2009 dan berganti lagi menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas Panti Sosial Rehabilitasi Tuna Sosial (UPTD PSRTS) pada tahun 2017. Keberadaan BRKSW Palimanan-Cirebon telah memberikan dampak positif terhadap warga binaan yang menjalani rehabilitasi sosial di panti ini. Warga binaan selama direhabilitasi dibekali dengan pelatihan keterampilan yang dapat membantu mereka agar tidak kembali melakukan perbuatan menyimpang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas warga binaan yang menjalani program rehabilitasi sosial di BRSKW Palimanan-Cirebon dapat berubah menjadi individu normal. Warga binaan dibekali dengan bimbingan penguatan mental, sosial, agama dan pelatihan keterampilan sehingga mereka tidak kembali melakukan perbuatan menyimpang. Berdasarkan kondisi tersebut BRSKW Palimanan-Cirebon dapat dinyatakan berhasil dalam menangani wanita dengan masalah sosial di wilayah kerjanya.


Keywords


panti sosial; rehabilitasi sosial; warga binaan

Full Text: PDF

DOI: 10.14710/anuva.8.4.509-522