Analisis Frekuensi Pemakaian Bahasa China oleh Penutur Perancis ‘Peranakan China Serui’ di Kota Serui, Papua: Kajian Sosiolinguistik
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi pemakaian bahasa China oleh Penutur Perancis dalam Ranah Kehidupan Sehari-hari dan Ranah Dagang di kota Serui. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Sosiolinguistik sebagai pisau pembedah. Dalam teori ini terdapat perubahan bahasa, pergeseran bahasa, dan pemertahanan bahasa. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori pemertahanan bahasa untuk melihat pemertahanan bahasa China di kota Serui pada penutur Perancis. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa frekuensi pemakaian bahasa China oleh penutur Perancis dalam ranah kehidupan sehari-hari dan ranah dagang di kota Serui sangat rendah, dibuktikan dengan rata-rata yang diperoleh. Rata-rata yang diperoleh dari penutur Perancis diperoleh rata-rata 0 untuk ranah kehidupan sehari-hari dan 0 untuk ranah dagang. Berdasarkan rata-rata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pemertahanan bahasa China oleh penutur Perancis. Ada beberapa fakor yang menjadi penyebab rendahnya pemakaian bahasa China di kota Serui, antara lain: (1) Bahasa China tidak lagi dijadikan sebagai bahasa pengantar di dalam kehidupan sehari-hari dan perdagangan. (2) Bahasa China tidak lagi dijadikan sebagai bahasa yang utama untuk dipakai dalam berkomunikasi. (3) Pengaruh lingkungan tempat tinggal yang heterogen membuat bahasa China sangat rendah dipakai oleh penutur Perancis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi pemakaian bahasa China oleh Penutur Perancis dalam Ranah Kehidupan Sehari-hari dan Ranah Dagang di kota Serui. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teori Sosiolinguistik sebagai pisau pembedah. Dalam teori ini terdapat perubahan bahasa, pergeseran bahasa, dan pemertahanan bahasa. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori pemertahanan bahasa untuk melihat pemertahanan bahasa China di kota Serui pada penutur Perancis. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa frekuensi pemakaian bahasa China oleh penutur Perancis dalam ranah kehidupan sehari-hari dan ranah dagang di kota Serui sangat rendah, dibuktikan dengan rata-rata yang diperoleh. Rata-rata yang diperoleh dari penutur Perancis diperoleh rata-rata 0 untuk ranah kehidupan sehari-hari dan 0 untuk ranah dagang. Berdasarkan rata-rata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pemertahanan bahasa China oleh penutur Perancis. Ada beberapa fakor yang menjadi penyebab rendahnya pemakaian bahasa China di kota Serui, antara lain: (1) Bahasa China tidak lagi dijadikan sebagai bahasa pengantar di dalam kehidupan sehari-hari dan perdagangan. (2) Bahasa China tidak lagi dijadikan sebagai bahasa yang utama untuk dipakai dalam berkomunikasi. (3) Pengaruh lingkungan tempat tinggal yang heterogen membuat bahasa China sangat rendah dipakai oleh penutur Perancis.
Keywords
frekuensi; bahasa china; penutur perancis; kota serui; sosiolinguistik
DOI: 10.14710/anuva.8.2.263-274