Pasang Surut Kesenian Kesenian Emprak Jepara 1950-2020

Alamsyah Alamsyah, Siti Maziyah

Abstract


Jepara mempunyai berbagai kesenian lokal yang salah satunya adalah emprak. Kesenian ini berada di bagian utara Kabupaten Jepara yaitu di Kecamatan Bangsri dan Pakisaji. Bentuk kesenian seperti teater ini memadukan antara cerita, instrumentalia Jawa dan tembang. Keberadaan kesenian emprak dapat dilacak dari cerita lisan masyarakat yang percaya bahwa keberadaan kesenian ini diperkirakan pada masa Wali Songo. Kesenian emprak dipandang sebagai bentuk akulturasi antara budaya lokal dengan budaya luar Jepara serta menjadi salah satu media dakwah. Dalam perkembangannya, kesenian ini mengalami pasang surut. Pada 1950-1999, emprak berkembang pesat. Perkembangan tersebut ditandai dengan adanya berbagai  inovasi, baik dalam bentuk tarian, kostum, mengakomodir tambahan peralatan, dan mengkombinasi pementasan dengan organ dan lagu dangdut. Melalui kreativitas tersebut, emprak menjadi populer dan banyak melakukan pementasan di masyarakat Jepara. Pada periode tersebut, emprak mengalami masa keemasan. Memasuki tahun 2000-an, emprak mulai mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya persaingan pementasan hiburan seperti organ tunggal, hadirnya banyak televisi swasta, dan kompetisi dengan kesenian tradisional yang lain. Pada saat itu, hiburan organ tunggal ini sangat disukai oleh msayarakat dengan biaya yang jauh lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pementasan emprak. Kesulitan yang lain adalah kesenian ini masih tergantung pada pelaku seni yang sudah senior. Regenerasi belum berjalan dengan baik. Pada tahun 2020 ini dipandang  sebagai puncak kemunduran kesenian emprak. Hal ini disebabkan adanya  pandemi Covid 19 yang melarang pementasan. Akibatnya para pemain kesenian lebih memfokuskan pada profesi yang lain untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.


Keywords


pasang surut; kesenian; emprak; jepara

Full Text: PDF

DOI: 10.14710/anuva.5.1.151-164