Prefiks Nasal dalam bahasa Jawa, Sunda, dan Komering
Abstract
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan proses fonologis yang terjadi pada bahasa Jawa (BJ), Sunda (BS), dan Bahasa Komering (BK) khususnya pada prefiks nasal [ŋ]. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi dan dokumentasi. Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa tuturan dalam bentuk Bahasa Komering yang diperoleh dari informan penutur asli BK. Data bahasa Jawa diperoleh dari intuisi penulis, sementara data bahasa Sunda diambil dari tesis yang berjudul morfofonemik Sunda dengan menggunakan teori optimalitas (Herdini, 2016). Teori optimalitas akan digunakan dalam menganalisis data BK dan selanjutnya akan dilihat persamaan dan perbedaan dengan BJ dan BS. Kesimpulan yang dapat diambil adalah persamaan prefiks nasal terletak pada fungsinya yaitu sebagai penanda verba aktif. Sistem fonologis bahasa Jawa, Sunda, dan Komering mensyaratkan adanya absorpsi bunyi obstruen tak bersuara yang mengikuti prefiks nasal [ŋ]. Perbedaan ketiga bahasa tersebut terlihat pada aturan penambahan vokal [ǝ], pada BJ dan BS hanya memperbolehkan penambahan vokal jika stem hanya memiliki suku kata saja, sedangkan pada BK dapat ditambahkan vokal selain stem yang memiliki satu suku kata. dan juga suara selain obstruen.
Keywords
DOI: 10.14710/anuva.5.1.75-87