BibTex Citation Data :
@article{Agrisocionomics4691, author = {windi Ginting and Gusti Agung Ambarawati and Ida Ayu Dewi}, title = {PERANAN PROGRAM SERTIFIKAT UTZ TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI KAKAO DI KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI}, journal = {Agrisocionomics: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian}, volume = {3}, number = {2}, year = {2019}, keywords = {Kata Kunci: Program UTZ, Usahatani Kakao, Pendapatan}, abstract = { Indonesia merupakan penghasil kakao ketiga di dunia. Komoditi kakao Indonesia sangat berpotensi untuk dikembangkan dari segi kuantitas namun dari segi kualitas dinilai masih rendah untuk pasar dunia terutama Eropa. Salah satu program yang dapat mendorong produksi dan kualitas kakao adalah melalui sertifikasi pertanian berkelanjutan yaitu UTZ Certified. Salah satu pemegang sertifikat UTZ di Indonesia adalah Koperasi Kerta Semana Samaniya di Kabupaten Jembrana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan produksi dan pendapatan usahatani kakao bersertifikat UTZ dan yang tidak mengikuti program sertifikat UTZ di Kabupaten Jembrana, mengidentifikasikan alasan petani kakao mengikuti program sertifikasi UTZ. Analisis data yang digunakan adalah menghitung pendapatan usahatani, uji beda (uji- t ) dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produktivitas usahatani kakao bersertifikat UTZ sebanyak 173,20 kg/ha dan non sertifikat sebanyak 211,88 kg/ha, yang menunjukkan bahwa produksi kakao bersertifikat UTZ lebih rendah sebesar 22,3% dibandingkan dengan non sertifikat. Pendapatan Usahatani bersertifikat UTZ lebih tinggi 45,17% yaitu sebesar Rp 4.887.639/ha/tahun dibandingkan dengan petani non sertifikat yang hanya memperoleh Rp 2.676.833/ha/tahun. Usahatani kakao bersertifikat UTZ memiliki R/C sebesar 3,3 sedangkan petani kakao non sertifikat UTZ sebesar 1,9. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani kakao bersertifikat lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani kakao non sertifikat. Tiga alasan utama petani mengikuti program sertifikasi UTZ adalah adanya sosialisasi pengenalan program sertifikasi, mendapatkan harga jual yang tinggi. Kata Kunci: Pendapatan Petani, Usahatani Kakao, UTZ Certified }, issn = {2621-9778}, pages = {68--76} doi = {10.14710/agrisocionomics.v3i2.4691}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/agrisocionomics/article/view/4691} }
Refworks Citation Data :
Indonesia merupakan penghasil kakao ketiga di dunia. Komoditi kakao Indonesia sangat berpotensi untuk dikembangkan dari segi kuantitas namun dari segi kualitas dinilai masih rendah untuk pasar dunia terutama Eropa. Salah satu program yang dapat mendorong produksi dan kualitas kakao adalah melalui sertifikasi pertanian berkelanjutan yaitu UTZ Certified. Salah satu pemegang sertifikat UTZ di Indonesia adalah Koperasi Kerta Semana Samaniya di Kabupaten Jembrana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan produksi dan pendapatan usahatani kakao bersertifikat UTZ dan yang tidak mengikuti program sertifikat UTZ di Kabupaten Jembrana, mengidentifikasikan alasan petani kakao mengikuti program sertifikasi UTZ. Analisis data yang digunakan adalah menghitung pendapatan usahatani, uji beda (uji-t) dan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata produktivitas usahatani kakao bersertifikat UTZ sebanyak 173,20 kg/ha dan non sertifikat sebanyak 211,88 kg/ha, yang menunjukkan bahwa produksi kakao bersertifikat UTZ lebih rendah sebesar 22,3% dibandingkan dengan non sertifikat. Pendapatan Usahatani bersertifikat UTZ lebih tinggi 45,17% yaitu sebesar Rp 4.887.639/ha/tahun dibandingkan dengan petani non sertifikat yang hanya memperoleh Rp 2.676.833/ha/tahun. Usahatani kakao bersertifikat UTZ memiliki R/C sebesar 3,3 sedangkan petani kakao non sertifikat UTZ sebesar 1,9. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani kakao bersertifikat lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani kakao non sertifikat. Tiga alasan utama petani mengikuti program sertifikasi UTZ adalah adanya sosialisasi pengenalan program sertifikasi, mendapatkan harga jual yang tinggi.
Kata Kunci: Pendapatan Petani, Usahatani Kakao, UTZ Certified
Article Metrics:
Last update:
Starting from 2021, the author(s) whose article is published in the Agrisocionomics journal attain the copyright for their article. By submitting the manuscript to Agrisocionomics, the author(s) agree with this policy. No special document approval is required.
The author(s) guarantee that:
The author(s) retain all rights to the published work, such as (but not limited to) the following rights:
If the article was prepared jointly by more than one author, each author submitting the manuscript warrants that they have been given permission by all co-authors to agree to copyright and license notices (agreements) on their behalf, and agree to notify the co-authors of the terms of this policy. Agrisocionomics will not be held responsible for anything that may arise because of the writer's internal dispute. Agrisocionomics will only communicate with correspondence authors.
Authors should also understand that once published, their articles (and any additional files, including data sets, and analysis/computation data) will become publicly available. The license of published articles (and additional data) will be governed by the Creative Commons Attribution license as currently featured on the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Agrisocionomics allows users to copy, distribute, display and perform work under license. Users need to attribute the author(s) and Agrisocionomics to distribute works in journals and other publication media. Unless otherwise stated, the author(s) is a public entity as soon as the article is published.
View My Stats