skip to main content

PENENTUAN KESESUAIAN WILAYAH PESISIR MUARA GEMBONG, KABUPATEN BEKASI UNTUK LOKASI PENGEMBANGAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)

1Departemen Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Indonesia

2PS.BDP, Universitas Diponegoro, Indonesia

3PS. BDP, Universitas Diponegoro, Indonesia

Open Access Copyright 2018 Sains Akuakultur Tropis

Citation Format:
Abstract
Gracilaria sp. merupakan salah satu jenis rumput laut penghasil agar yang banyak terdapat di perairan Indonesia. Jenis rumput laut ini merupakan salah satu produk unggulan daerah Pantai Utara Jawa Barat, sehingga produksinya terus ditingkatkan. Gracilaria sp. hidup dengan cara menyerap nutrien dari perairan dan pertumbuhannya sangat bergantung pada kondisi lingkungan perairannya. Pemilihan lokasi budidaya dengan penerapan sistem informasi geografis dapat digunakan untuk menentukan lokasi mana saja yang sesuai untuk pengembangan kegiatan budidaya rumput laut sehingga hasilnya dapat maksimal dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis kesesuaian wilayah pesisir Muara Gembong, Kabupaten Bekasi sebagai lokasi pengembangan budidaya rumput laut Gracilaria sp. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pengambilan data pada lokasi penelitian seperti parameter fisika dan kimia perairan. Data yang diperoleh dengan sampling di lapangan kemudian diolah pada citra satelit sehingga dihasilkan suatu model dasar peta tematik dengan bantuan software ArcGis 10 dan Microsoft Excel. Peta dasar tematik yang dihasilkan kemudian digunakan untuk penentuan lokasi yang sesuai untuk kegiatan budidaya rumput laut. Hasil penelitian menunjukan wilayah perairan Kecamatan Muara Gembong adalah area yang memilki tingkat kesesuaian lebih tinggi dibandingkan wilayah tambak berdasarkan kualitas perairannya. Salinitas yang terlalu rendah pada tambak menjadi faktor paling menentukan. Wilayah laut memiliki dua titik (6 dan 8) yang sesuai (S1) dengan total luasan sekitar ±445 hektare, sedangkan tambak terdapat satu titik yang sesuai (S1) yaitu titik 3 dengan total luasan sekitar ±42 hektare.
Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Amalia, D. R. N. 2013. Efek Temperatur Terhadap Pertumbuhan Gracilaria verrucosa [Skripsi]. Universitas Jember. Jember
  2. Asni, A. 2015. Ananlisi Produksi Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Berdasarkan Musim dan Jarak Lokasi Budidaya di Perairan Kabupaten Bantaeng. Jurnal Akuatika. 6(2) : 140 – 153
  3. Atmadja, W.S., A. B. Susanto, dan N. Dhewani. 2012. Pengembangbiakan Rumput Laut (Makroalgae). Penerbit IFI. Jakarta
  4. Dahlia, I., S. Rejeki, dan T. Susilowati. 2015. Pengaruh Dosis Pupuk dan Substrat yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Caulerpa lentillifera. Journal of Aquaculture Management and Technology. 4(4) : 28-34
  5. Damayanti, H. O. 2013. Status Mutu Air Laut di Pantai Bulumanis Kidul Kabupaten Pati. Jurnal Manusia dan Lingkungan. 20(3) : 367-376
  6. Darmawati, A. Niartiningsih, R. Syamsuddin, dan J. Jompa. 2016. Analisis Kandungan Karotenoid Rumput Laut Caulerpa sp. yang Dibudidayakan di Berbagai Jarak dan Kedalaman. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat 2016. LPPM UNMAS, Denpasar, hlm. 196-201
  7. Departemen Kelautan dan Perikanan. 2013. Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan. Jakarta
  8. Dinas Kelautan dan Perikanan. 2011. Teknik Budidaya Rumput Laut Gracillaria sp. dan Euchema sp. Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah. Palu. 31 hlm
  9. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. 2013. Data Statisitik Tahunan Produksi Perikanan Budidaya Indonesia. http://www.djpb.kkp.go.id/arsip/c/207/Data-Statistik-Tahunan-Produksi-Perikanan-Budidaya-Indonesia/ (09 Oktober 2016)
  10. Fattah, N. 2011. Analisis Performa Biologis dan Kualitas Jenis Kappaphycus alvarezii pada Kondisi Perairan Yang Berbeda. Tesis. Pasca Sarjana. Universitas Hasanuddin. Makassar
  11. Hartoko, A. dan K. Alexander. 2009. Spatial Modeling for Marine Culture Site Selection Based on Ecosystem Parameters at Kupang Bay, East Nusa Tenggara-Indonesia. International Journal of Remote Sensing and Earth Science. ISSN : 0216-6739. 6 (3) : 57 – 64
  12. Juniarta, A., A. Hartoko, dan Suryanti. 2016. Analisis Produktivitas Primer Tambak Ikan Bandeng (Chanos chanos, Forsskal) dengan Data Citra Satelit Ikonos di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Diponegoro Journal of Maquares. 5(1) : 2016
  13. Lestari, F. 2014. Sebaran Nitrogen Anorganik Terlarut di Perairan Pesisir Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Jurnal Dinamika Maritim. 4(2) : 88-96
  14. Ma’ruf, W. F., R. Ibrahim, E. N. Dewi, E. Susanto, dan U. Amalia. 2013. Profil Rumput Laut Caulerpa racemosa dan Gracilaria verrucosa sebagai Edible Food. Jurnal Saintek Perikanan. 9(1) : 68-74
  15. Pongarrang, D., A. Rahman, dan W. Iba. 2013. Pengaruh Jarak Tanam dan Bobot Bibit Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Menggunakan Metode Vertikultur. Jurnal Mina Laut Indonesia. 3(1) : 94-112
  16. Pong-Masak, P. R., A. I. J. Asaad, Hasnawi, A. M. Pirzan, dan M. Lanuru. 2010. Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Gusung Batua, Pulau Badi Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Jurnal Riset Akuakultur. 5(2) : 299-316
  17. Prihatin, M. S., D. Suprapto, dan S. Rudiyanti. 2016. Hubungan Nitrat dan Fosfat dengan Klorofil-a di Muara Sungai Wulan Kabupaten Demak. Diponegoro Journal Of Maquares. 5(2) : 27-34
  18. Ridwan, M., R. Fathoni, I. Fatihah, dan D. A. Pangestu. 2016. Struktur Komunitas Makrozoobenthos di Empat Muara Sungai Cagar Alam Pulau Dua, Serang, Banten. Al-Kauniyah Jurnal Biologi. 9(1) : 57-65
  19. Rompas, R. M. 2010. Toksikologi Kelautan. Sekertariat Dewan Kelautan Indonesia. Walaw Bengkulen. Jakarta
  20. Samad, F. 2011. Analisis Kesesuaian Lahan Budidaya Rumput Laut Menggunakan Penginderaan Jauh dan SIG di Taman Nasional Karimun Jawa [Skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor
  21. Schaduw, J. N. W., dan E. Ngangi. 2015. Karakterisasi Lingkungan Perairan Teluk Talengen Kabupaten Kepulauan Sangihe Sebagai Kawasan Budidaya Rumput Laut Kappaphycus alvarezii. Jurnal Budidaya Perairan. 3(2) : 29-44
  22. Serdiati, N, dan I. M., Widiastuti. 2010. Pertumbuhan Dan Produksi Rumput Laut Eucheuma cottonii Pada Kedalaman Penanaman yang Berbeda. Media Litbang Sulteng. 3(1) : 21-26
  23. Soelistyowati, D. T., I. A. A. D., Murni, dan Wiyoto. 2014. Morfologi Gracilaria spp. yang Dibudidaya di Tambak Desa Pantai Sederhana, Muara Gembong. Jurnal Akuakultur Indonesia. 13(1) : 94-104
  24. Sunarto. 2009. Pertumbuhan Gracilaria dengan Jarak Tanam Berbeda di Tambak. Jurnal Akuakultur Indonesia. 8(2) : 157-16
  25. Susilowati, T., S. Rejeki, E. N. Dewi, dan Zulfitriani. 2012. Pengaruh Kedalaman Terhadap Pertumbuhan Rumput Laut (Eucheuma cottonii) yang Dibudidayakan Dengan Metode Longline di Pantai Mlonggo, Kabupaten Jepara. Jurnal Saintek Perikanan. 8(1) : 7-12
  26. Widyorini, N. 2010. Analisis Pertumbuhan Gracilaria sp. di Tambak Udang Ditinjau Dari Tingkat Sedimentasi. Jurnal Saintek Perikanan. 6(1) : 30-36

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.