skip to main content

Status Keberlanjutan Ekowisata Mangrove Tanjung Beo Wanawisata, Desa Merak Belantung, Kalianda, Lampung Selatan

Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Telp. (0721) 704946, Indonesia

Open Access Copyright 2022 Desma Fitriani

Citation Format:
Abstract
Desa Merak Belantung, Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan merupakan desa yang terletak di wilayah pesisir, memiliki salah satu objek wisata, yaitu Ekowisata Mangrove Tanjung Beo Wanawisata. Pengelolaan mangrove Tanjung Beo hingga saat ini dalam pengelolaan wisata mangrove belum optimum sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kapasitas dan keberlanjutannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis status keberlanjutan ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dari lima dimensi keberlanjutan (ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan infrastruktur, serta hukum dan kelembagaan) dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi indeks keberlanjutan ekowisata mangrove. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status keberlanjutan ekowisata mangrove Tanjung Beo Wanawisata dalam kategori tidak berkelanjutan dengan nilai indeks rata-rata sebesar 22,29 pada skala berkelanjutan 0-25,00. Dimensi ekologi termasuk dalam kategori cukup berkelanjutan dengan nilai 50,11, dimensi ekonomi tidak berkelanjutan dengan nilai 13,34, dimensi sosial tidak berkelanjutan dengan nilai 15,49, dimensi teknologi dan infrastruktur tidak berkelanjutan dengan nilai 18,45, dan dimensi hukum dan kelembagaan tidak berkelanjutan dengan nilai 14,07. Atribut yang mempengaruhi nilai indeks keberlanjutan ditinjau dari dimensi ekologi yaitu kerapatan mangrove, dimensi ekonomi yaitu kunjungan wisatawan, dimensi sosial yaitu kesadaran masyarakat pentingnya mangrove, dimensi infrastruktur yaitu trek mangrove dan dimensi hukum dan kelembagaan yaitu koordinasi antar lembaga atau stakeholder.
Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Anwar, R. 2011. Pengembangan dan Keberlanjutan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Kota Makassar. (Disertasi) Program Studi Pengelolaan Sumber daya Pesisir dan Lautan. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 177 hlm
  2. Ariyanti, N., Fauzi, A., Juanda, B. dan Beik, I.S. 2015. Evaluasi program pengentasan kemiskinan menggunakan metode Rapfish. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik. 6 (2): 181-197
  3. Edwarsyah, 2008. Rancang Bangun Kebijakan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Pesisir. Studi Kasus : DAS dan Pesisir Citarum Jawa Barat. (Disertasi) Program Doktoral Sekolah Pascasarjana. 50 hlm
  4. Hotden., Khairijon, K., dan Isda, M N. 2014. Analisis Vegetasi Mangrove di Ekosistem Mangrove Desa Tapian Nauli I Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah Provinsi Sumatera Utara. (Disertasi) Program Doktoral Riau University. 80 hlm
  5. Thamrin, S.H. Sutjahjo, C. Herinson., dan S. Biham. 2007 Analisis keberlanjutan wilayah perbatasan Kalimantan Barat-Malaysia untuk pengembangan kawasan agropolitan (studi kasus Kecamatan Bengkayang dekat perbatasan Kabupaten Bengkayang). Jurnal Agro Ekonomi. 25 (2): 103-104
  6. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D). CV Alfabeta. Bandung. 456 hlm
  7. Wibowo, A.B., S. Anggoro., dan B. Yulianto. 2015. Status keberlanjutan dimensi ekologi dalam pengembangan kawasan minapolitan berkelanjutan berbasis perikanan budidaya air tawari di Kabupaten Magelang. Jurnal Saintek Perikanan. 10 (2): 107-113 hlm

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.