Department of Aquaculture, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang, Indonesia
BibTex Citation Data :
@article{SAT14652, author = {Heka Tama and Fajar Basuki and Tristiana Yuniarti}, title = {Efek Pemberian Ethinylestradiol Dosis Berbeda Terhadap Performa Reproduksi Induk Lele (Clarias gariepinus Burchell) Betina}, journal = {Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture}, volume = {6}, number = {2}, year = {2022}, keywords = {}, abstract = { Proses induk lele (Clarias gariepinus Burchell ) betina menjadi matang gonad secara alami memakan waktu hingga 2-3 bulan, dengan tingginya permintaan benih lele diperlukan percepatan proses pematangan gonad agar permintaan benih dapat terpenuhi, salah satunya melalui pemberian hormon ethinylestradiol. Kandungan hormon optimum ethinylestradiol pada tubuh induk lele betina akan mempercepat proses vitellogenesis sehingga memacu pertumbuhan oosit dan mempercepat kematangan gonad. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuntikan hormon ethinylestradiol dosis berbeda terhadap performa reproduksi dan mengetahui dosis terbaik terhadap kecepatan pematangan gonad induk lele betina. Penelitian ini dilakukan tanggal 11 Januari – 25 Februari di Teaching Factory Undip. Ikan uji menggunakan induk lele betina dengan bobot 1-1,1 kg. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan yakni perlakuan A (minyak jagung 0,2 ml/kg induk), perlakuan B (0,3 ml ethinylestradiol/kg induk), perlakuan C (0,5 ml ethinylestradiol/kg induk), dan perlakuan D (0,7 ml ethinylestradiol/kg induk). Data yang diamati yaitu kecepatan pematangan gonad, histologi gonad, fekunditas, derajat pembuahan, derajat penetasan, derajat kelulushidupan dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan dosis terbaik yaitu perlakuan D (0,7 ml ethinylestradiol/kg) dengan kecepatan pematangan gonad selama 22 ± 1 hari, pengamatan histologi menunjukan matang gonad di TKG IV, nilai fekunditas 47.600 ± 2424, derajat pembuahan (FR) sebesar 88,60 ± 1,52%, derajat penetasan (HR) sebesar 82,50 ± 1,80%, dan derajat kelulushidupan (SR) 84,50 ± 1,32%. Hasil pengukuran kualitas air variabel suhu adalah 24,1- 27,5ºC, DO 3,27 - 4,37 ppm dan pH 7,34 – 8,43. Hasil penelitian menunjukan penyuntikan ethinylestradiol berpengaruh nyata terhadap performa reproduksi induk lele betina dengan perlakuan D (0,7 ml ethinylestradiol/kg induk) sebagai dosis terbaiknya. Kata kunci : Estradiol, hormon, kematangan gonad, reproduksi, vitellogenesis }, issn = {2621-0525}, pages = {292--302} doi = {10.14710/sat.v6i2.14652}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/sat/article/view/14652} }
Refworks Citation Data :
Proses induk lele (Clarias gariepinus Burchell) betina menjadi matang gonad secara alami memakan waktu hingga 2-3 bulan, dengan tingginya permintaan benih lele diperlukan percepatan proses pematangan gonad agar permintaan benih dapat terpenuhi, salah satunya melalui pemberian hormon ethinylestradiol. Kandungan hormon optimum ethinylestradiol pada tubuh induk lele betina akan mempercepat proses vitellogenesis sehingga memacu pertumbuhan oosit dan mempercepat kematangan gonad. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuntikan hormon ethinylestradiol dosis berbeda terhadap performa reproduksi dan mengetahui dosis terbaik terhadap kecepatan pematangan gonad induk lele betina. Penelitian ini dilakukan tanggal 11 Januari – 25 Februari di Teaching Factory Undip. Ikan uji menggunakan induk lele betina dengan bobot 1-1,1 kg. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan yakni perlakuan A (minyak jagung 0,2 ml/kg induk), perlakuan B (0,3 ml ethinylestradiol/kg induk), perlakuan C (0,5 ml ethinylestradiol/kg induk), dan perlakuan D (0,7 ml ethinylestradiol/kg induk). Data yang diamati yaitu kecepatan pematangan gonad, histologi gonad, fekunditas, derajat pembuahan, derajat penetasan, derajat kelulushidupan dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan dosis terbaik yaitu perlakuan D (0,7 ml ethinylestradiol/kg) dengan kecepatan pematangan gonad selama 22 ± 1 hari, pengamatan histologi menunjukan matang gonad di TKG IV, nilai fekunditas 47.600 ± 2424, derajat pembuahan (FR) sebesar 88,60 ± 1,52%, derajat penetasan (HR) sebesar 82,50 ± 1,80%, dan derajat kelulushidupan (SR) 84,50 ± 1,32%. Hasil pengukuran kualitas air variabel suhu adalah 24,1- 27,5ºC, DO 3,27 - 4,37 ppm dan pH 7,34 – 8,43. Hasil penelitian menunjukan penyuntikan ethinylestradiol berpengaruh nyata terhadap performa reproduksi induk lele betina dengan perlakuan D (0,7 ml ethinylestradiol/kg induk) sebagai dosis terbaiknya.
Kata kunci : Estradiol, hormon, kematangan gonad, reproduksi, vitellogenesis
Article Metrics:
Last update:
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture (e-ISSN: 2621-0525) is published by Aquaculture Department, Faculty of Fisheries and Marine Science, Diponegoro University
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats