BibTex Citation Data :
@article{Pasopati17888, author = {Aulia Fitri and Muthia Yutika Harahap and Devia Sitarani and Akhmad Purnama}, title = {Perilaku Fomo di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Terhadap Kualitas Kepercayaan Diri Mahasiswa}, journal = {Jurnal Pasopati}, volume = {5}, number = {2}, year = {2023}, keywords = {}, abstract = { Ada banyak orang yang rajin dan berlomba-lomba memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan selama berkuliah. Bagi beberapa orang yang tidak melakukan hal yang sama, akan merasa tidak percaya diri dan takut tertinggal dari teman-temannya, sehingga muncullah orang-orang berperilaku FOMO ini. Sejalan yang dilakukan Mylivaskaya yang menunjukkan bahwa pelajar berpotensi lebih besar mengalami FOMO pada saat mengerjakan tugas akademikMetode penelitian kualitatif merupakan metode yang menghasilkan data secara deskriptif berupa tulisan, ucapan, atau perilaku objek. Metode ini bisa dilakukan secara naratif, studi dokumen, wawancara, fenomenologi, observasi, atau studi kasus. Metode penelitian fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia. 17 orang dari 22 orang narasumber telah mencapai konsep FOMO, yakni merasakan ketakutan, kekhawatiran, dan kecemasan. Perasaan yang timbul inilah kemudian memberikan dampak negatif, terutama dalam kualitas kepercayaan diri seseorang. Walaupun tidak semua orang yang FOMO merasa minder, namun kebanyakan orang yang mengalami FOMO akan merasa tidak percaya diri ketika dirinya melakukan hal yang berbeda dengan orang lain hubungan antara kepercayaan diri dengan FOMO pada mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, dengan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan diri yang ada di dalam diri seseorang untuk tidak merasa tertinggal maka akan rendah pula tingkat FOMO yang ada pada dalam dirinya. Begitu juga sebaliknya, apabila kepercayaan dirinya rendah maka tingkat FOMO akan tinggi pada mahasiswa tersebut. Kata kunci : fomo, kepercayaan diri, cemas }, issn = {2685-886X}, doi = {10.14710/pasopati.2023.17888}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/pasopati/article/view/17888} }
Refworks Citation Data :
Ada banyak orang yang rajin dan berlomba-lomba memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan selama berkuliah. Bagi beberapa orang yang tidak melakukan hal yang sama, akan merasa tidak percaya diri dan takut tertinggal dari teman-temannya, sehingga muncullah orang-orang berperilaku FOMO ini. Sejalan yang dilakukan Mylivaskaya yang menunjukkan bahwa pelajar berpotensi lebih besar mengalami FOMO pada saat mengerjakan tugas akademikMetode penelitian kualitatif merupakan metode yang menghasilkan data secara deskriptif berupa tulisan, ucapan, atau perilaku objek. Metode ini bisa dilakukan secara naratif, studi dokumen, wawancara, fenomenologi, observasi, atau studi kasus. Metode penelitian fenomenologi merupakan pandangan berfikir yang menekankan pada fokus kepada pengalaman-pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia. 17 orang dari 22 orang narasumber telah mencapai konsep FOMO, yakni merasakan ketakutan, kekhawatiran, dan kecemasan. Perasaan yang timbul inilah kemudian memberikan dampak negatif, terutama dalam kualitas kepercayaan diri seseorang. Walaupun tidak semua orang yang FOMO merasa minder, namun kebanyakan orang yang mengalami FOMO akan merasa tidak percaya diri ketika dirinya melakukan hal yang berbeda dengan orang lain hubungan antara kepercayaan diri dengan FOMO pada mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, dengan ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan diri yang ada di dalam diri seseorang untuk tidak merasa tertinggal maka akan rendah pula tingkat FOMO yang ada pada dalam dirinya. Begitu juga sebaliknya, apabila kepercayaan dirinya rendah maka tingkat FOMO akan tinggi pada mahasiswa tersebut.
Kata kunci : fomo, kepercayaan diri, cemas
Note: This article has supplementary file(s).
Article Metrics:
Last update: