BibTex Citation Data :
@article{JPHCS28884, author = {Nurjazuli Nurjazuli and Onny Setiani and Tri Joko and Mursid Raharjo and Yusniar Darundiati}, title = {Pelatihan Survei Entomologi Berbasis Masyarakat dan Mitra Dalam Rangka Penguatan Sistem Surveilans Filariasis di Kota Pekalongan}, journal = {Journal of Public Health and Community Service}, volume = {4}, number = {2}, year = {2025}, keywords = {filariasis; surveilans entomologi; peran masyarakat dan mitra}, abstract = { Latar belakang : Filariasis limfatik merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai daerah endemis di Indonesia, termasuk Kota Pekalongan. Upaya eliminasi penyakit ini telah dilakukan melalui pemberian obat pencegahan massal dan edukasi, namun hasilnya belum optimal akibat keterbatasan partisipasi masyarakat, kondisi lingkungan yang mendukung berkembangnya vektor nyamuk, dan rendahnya kepatuhan terhadap pengobatan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penguatan sistem surveilans berbasis komunitas menjadi strategi penting, khususnya melalui pendekatan surveilans entomologi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan mitra dalam pelaksanaan survei entomologi guna memperkuat sistem deteksi dini penyebaran filariasis. Metode : Metode yang digunakan meliputi pelatihan teori dan praktik lapangan, koordinasi lintas sektor, serta pelibatan mahasiswa sebagai agen edukasi dan pelaksana teknis. Pelatihan ini melibatkan 21 peserta dari unsur masyarakat dan akademisi, dilaksanakan selama dua hari dengan materi mengenai pengendalian filariasis dan teknik penangkapan nyamuk. Hasil: Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan keterampilan peserta dalam melakukan surveilans vektor, serta keberhasilan identifikasi tiga spesies nyamuk potensial penular filariasis: Culex quinquefasciatus , Culex tritaeniorhynchus , dan Aedes aegypti . Partisipasi aktif masyarakat dan dukungan institusional dari mitra lokal menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini. Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap filariasis, tetapi juga menjadi model replikasi surveilans entomologi berbasis masyarakat di wilayah endemis lainnya. Simpulan: Kegiatan pengabdian ini berhasil memperkuat kapasitas masyarakat dan mitra lokal dalam surveilans entomologi filariasis. Telah teridentifikasi vektor utama ( Culex quinquifasciatus, Culex tritaeniorhynchus, dan Aedes aegypti ). Pelibatan lintas sektor khususnya dari unsur kelurahan, puskesmas, institusi pendidikan, dan organisasi masyarakat perlu diperluas untuk menciptakan ekosistem surveilans partisipatif yang holistik dan inklusif. }, issn = {2829-4289}, pages = {55--60} doi = {10.14710/jphcs.2025.28884}, url = {https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jphcs/article/view/28884} }
Refworks Citation Data :
Latar belakang: Filariasis limfatik merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai daerah endemis di Indonesia, termasuk Kota Pekalongan. Upaya eliminasi penyakit ini telah dilakukan melalui pemberian obat pencegahan massal dan edukasi, namun hasilnya belum optimal akibat keterbatasan partisipasi masyarakat, kondisi lingkungan yang mendukung berkembangnya vektor nyamuk, dan rendahnya kepatuhan terhadap pengobatan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penguatan sistem surveilans berbasis komunitas menjadi strategi penting, khususnya melalui pendekatan surveilans entomologi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan mitra dalam pelaksanaan survei entomologi guna memperkuat sistem deteksi dini penyebaran filariasis.
Metode: Metode yang digunakan meliputi pelatihan teori dan praktik lapangan, koordinasi lintas sektor, serta pelibatan mahasiswa sebagai agen edukasi dan pelaksana teknis. Pelatihan ini melibatkan 21 peserta dari unsur masyarakat dan akademisi, dilaksanakan selama dua hari dengan materi mengenai pengendalian filariasis dan teknik penangkapan nyamuk.
Hasil: Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan keterampilan peserta dalam melakukan surveilans vektor, serta keberhasilan identifikasi tiga spesies nyamuk potensial penular filariasis: Culex quinquefasciatus, Culex tritaeniorhynchus, dan Aedes aegypti. Partisipasi aktif masyarakat dan dukungan institusional dari mitra lokal menjadi kunci keberhasilan kegiatan ini. Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap filariasis, tetapi juga menjadi model replikasi surveilans entomologi berbasis masyarakat di wilayah endemis lainnya.
Simpulan: Kegiatan pengabdian ini berhasil memperkuat kapasitas masyarakat dan mitra lokal dalam surveilans entomologi filariasis. Telah teridentifikasi vektor utama (Culex quinquifasciatus, Culex tritaeniorhynchus, dan Aedes aegypti). Pelibatan lintas sektor khususnya dari unsur kelurahan, puskesmas, institusi pendidikan, dan organisasi masyarakat perlu diperluas untuk menciptakan ekosistem surveilans partisipatif yang holistik dan inklusif.
Article Metrics:
Last update:
Journal of Public Health and Comunity Service by Faculty of Public Health, Universitas Diponegoro is licensed under CC BY-SA 4.0