Pengaruh waktu pemangkasan pucuk dan sisa buah setelah penjarangan terhadap hasil produksi tanaman semangka (Citrullus vulgaris schard)
DOI: https://doi.org/10.14710/joac.3.1.55-64
Abstract
ABSTRACT
The objective of this research was to know growth and the production of watermelon plants through the treatment of pruning time on shoots and the amount of residual fruit after thinning. The research was carried out on Klaten Watermelon Clay, located in Genukan Village, Wedi Sub-district, Klaten District, and at the Laboratory Chemistry and Food Nutrition Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University from February to May 2017. The research was arranged using completely randomized factorial design with the first factor being shoot pruning time (P1 = no trimming, P2 = 3rd week, P3 = 6th week, P4 = 3rd and 6th week) and the second factor was the rest of the fruit after thinning (Q1 = without thinning, Q2 = thinning leaves 1 piece, Q3 = thinning leaves 2 pieces). The results showed the treatment of pruning of shoots and the remaining fruit after spacing did not affect the growth plant height and number of leaves watermelon until 8th week. However pruning of shoots 3rd week and 6th week can affect fruit diameter, fresh fruit weight, and fruit sugar levels. Treatment of the remaining fruit after the spacing is pruned 2 pieces affect the diameter of fruit and fresh weight of fruit while the rest of the fruit after spacing is purned 1 pieces fruit affect the fruit sugar levels.
Keywords: watermelon, pruning, thinning, production
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil produksi tanaman buah semangka melalui perlakuan waktupemangkasan pada pucuk dan jumlah sisa buah setelah penjarangan. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan Sahabat Semangka Klaten, yang terletak di Desa Genukan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten, dan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegorodari bulan Juli - September2017. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak lengkap factorial dengan faktor pertama adalah waktu pemangkasan pucuk (P1 = tanpa pemangkasan, P2 = minggu ke 3, P3 = minggu ke 6, P4 = minggu ke 3 dan 6) danfaktor kedua adalah sisa buah setelah penjarangan (Q1 = tanpa penjarangan, Q2 = penjarangan disisakan 1 buah, Q3 = penjarangan disisakan 2 buah). Hasil penelitian menunjukan perlakuan pemangkasan pucuk dan sisa buah setelah penjarangan tidak mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah daun semangka sampai minggu ke 8. Namun pemangkasan pemangkasan pucuk minggu ke 3 dan 6 mempengaruhi diameter buah, bobot segar buah, dan kadar gula buah. Perlakuan sisa buah setelah penjarangan yang dijarangkan 2 buah mempengaruhi diameter buah dan bobot segar buah sedangkan sisa buah setelah penjarangan yang dijarangkan 1 buah mempengaruhi kadar gula buah.
Kata Kunci: semangka, pemangkasan, penjarangan, produksi
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
Alam, M. S., S. M. Imran., M. A. Sattar., M.R. Islam., dan M. M. A. Hossain. 2010. Effect of different organic and inorganic fertilizers on growth and (Colocasia esculenta) cv. sali kachu. J. Agrofor. Environ. 4 (2): 53-56.
Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi buahan-buahan menurut provinsi di Indonesia. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Duljapar, K. dan R.N. Setyowati,. 2000. Petunjuk bertanam semangka sistem turus. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal 80.
Forth, D. H. 1998. Fundamental of soil science. Universitas Gadjah Mada Press. Yogyakarta.
Gardner, F. P., R. B. Pearce., dan R. L. Mitchell. 1991. Fisiologi tanaman budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Gumelar, R. M. R., S. H. Sutjahjo., S. Marwiyah., dan A. Nindita. 2014. Karakterisasi dan respon pemangkasan terhadap produksi serta kualitas buah genotipe semangka lokal. Jurnal Hortikultura Indonesia. 5:73-83.
Immawati, D. R., S. Purwanti., dan D. Prajitno. 2013. Pengaruh pemangkasan terhadap produksi melon. J. Vegetalika. Vol.2 (4) : 25-34.
Isbandi, D. 1983. Fisiologi tanaman. Jakarta. Erlangga.
Mangal, J., L. A. S. Sindhu., dan V. C. Pandey. 1981. Effect of Stacking and pruning on growth and yield of watermelon. J. Agric. Res. 15(2):122-129.
Majid, S. I. 2012. Pengaruh pemangkasan terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas melon. Penebar Swadaya. Jakarta.
Palmarum, N. 1991. Pengaruh pemangkasan pucuk tanaman pada proses pertumbuhan dan hasil produksi Melon. J. Holtikultura Vo. 1. No. 4.
Poerwanto, R. 2004. Standar prosedur operasional komoditas semangka. Direktorat budi daya tanaman buah. Jakarta. Hal. 1- 49.
Prajnanta, F. 2003. Agribisnis semangka non-biji. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal. 1- 4.
Rambe, S. S. M., I. Calista., dan K. Dinata. 2012. Peningkatan produktivitas dan penampilan buah jeruk gerga (RGL) di Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu.
Rukmana, R. 2006. Budidaya semangka hibrida. Kanisius. Yogyakarta.
Santoso, H. B. 1993. Semangka. Kanisius, Yogyakarta.
Soeb, M. 2002. Pengaruh pemangkasan dan pemberian mulsa terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.). Skripsi Sarjana Fakultas Pertanian USU. Medan.
Sumiati, E. 1987. Pengaruh pemangkasan cabang terhadap hasil dan kualitas semangka. Buletin Penelitian Hortikultura. 15: 49.54.
Susiani. 2003. Pengaruh dosis pupuk NPK dan pemangkasan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman semangka. J. Hortikultura 15(02):21-26.
Wartapa, A., Y. Efendi., dan Sukadi. 2009. Pengaturan jumlah cabang utama dan penjarangan buah terhadap hasil dan mutu melon. Jurnal Ilmu Pertanian, volume 5(2): 150-163.
Zamzami., M. Nawawi., dan N. Aini. 2015. Pengaruh jumlah tanaman per polibag dan pemangkasan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun Kyuri (Cucumis sativus L.). J. Produksi Tanaman. 3: 113 – 119.
View JOAC Stats
ISSN 2597-4386 (media online)
JOAC is published by Department of Agriculture, Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Indonesia
JOAC is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.