Persilangan 4 varietas kedelai (Glycine max L.) dalam rangka perakitan kedelai tahan kering
DOI: https://doi.org/10.14710/joac.2.2.93-101
Abstract
The purpose of this research was to study dialel crossing of 4 soybean varieties in order to get drought resistant varieties. The research used Completely Randomized Design with six crossing combination : Dering x Grobogan, Grobogan x Dering, Dering x Detam, Detam x Dering, Dering x Devon, and Devon x Dering. Each combination was repeated five times. Parameters observed were percentage of fertilization, number of seeds in pods, long of pods, weight of 10 seeds. Parameters were analyzed descriptively and heterosis was calculated. The research results showed that crossing between dering and devon had the highest percentage of fertilization. Crossing between dering and grobogan improved number of seed in pod, long of pods and weight of 10 seeds. The highest heterosis of seed number in pod, long of pods and weight of 10 seeds were resulted from crossing dering x devon, Dering x Grobogan, Grobogan x Dering, respectively.
Keywords : Crossing, genotype soybean, fist population
Full Text:
PDFReferences
Alia, Y., dan W. Wilia. 2011. Persilangan empat varietas kedelai dalam rangka penyediaan populasi awal untuk seleksi. J. Penelitian Universitas Jambi Seri Sains. 13 (1) : 39 – 42.
Arif, A. B., Sujiprihati, dan M. Syukur. 2012. Pendugaan heterosis dan heterobeltiosis pada enam genotipe cabai menggunakan analisis silang dialel. J. Hort 22 (2) : 103 – 110
Atman. 2009. Strategi peningkatan produksi kedelai di Indonesia. J. Ilmiah Tambua 8 (1): 39-45
Balitkabi. 2015. Deskripsi Varietas Unggul Kacang-kacangan. Malang.
Lubis, N. A., Rosmayati dan D. S. Hanafiah. 2015. Persilangan genotipe genotipe kedelai (Glycine max L. Merrill.) hasil seleksi pada tanah salin dengan tetua betina varietas Grobogan. Jurnal Online Agroekoteknologi. 3(1) : 291 – 298.
Rubiyo, Trikoekoesoemaningtyas, dan Sudarsono. 2011. Pendugaan daya gabung dan heterosis ketahanan tanaman kakao (Theobroma cacaoL.) terhadap penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora). J. Littri. 17(3) : 124–131.
Sa’diyah, N., M. A, Hasriyadi, P. Ria, J. Risa, dan B. Maimun. 2016. Heritabilitas, nisbah potensi, dan heterosis ketahanan kedelai (Glycine Max [L.] Merrill) terhadapsoybean Mosaic Virus. J. HPT Tropika. 16 (1) : 17 – 24.
Setyaningsih, F. H. 2011. Persilangan Dialel pada Enam Varietas untuk Peningkatan Hasil Kedelai (Glycine Max (L) Merril). Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. (Skripsi)
Sitepu, M. B., Rosmayati, dan M. K, Bangun. 2015. Persilangan genotipe-genotipe kedelai (Glycine max L. Merrill.) hasil seleksi pada tanah salin dengan tetua betina varietas anjasmoro. Jurnal Online Agroekoteknologi. 3 (1) : 257 – 263.
Sulistyo, A. 2015. Seleksi kedelai populasi F2 hasil persilangan antara galur kedelai toleran kutu kebul dengan varietas Grobogan. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon. Volume 1(5) : 1142-1146.
Suprayogi, B. 2016. Pendugaan Nilai Heterosis dan Evaluasi Daya Hasil Mentimun Hibrida Persilangan Dua Varietas. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Lampung. (Skripsi).
Syukur, M., S. Sujiprihatni, dan R. Yuniati. 2015. Teknik Pemuliaan Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ujianto, L., Idris dan U. M. Yakop. 2012. Kajian heritabilitas dan heterosis pada persilangan antara kacang tunggak dengan kacang panjang. Buletin Plasma Nutfah. 18 (1) : 9 – 17.
Zubair, M., S.U. Ajmal, and S. Ali. 2010. Heterosis for yield related attributes in mungbean (Vigna radiata (L.) Wilczek). Pak. J. Bot. 42(12) : 3209-3214.
View JOAC Stats
ISSN 2597-4386 (media online)
JOAC is published by Department of Agriculture, Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University, Indonesia
JOAC is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.