skip to main content

KAJIAN PERKEMBANGAN LAHAN TERBANGUN KOTA PEKALONGAN MENGGUNAKAN METODE URBAN INDEX (UI)

Departemen Teknik Geodesi-Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Indonesia

Received: 22 Nov 2019; Published: 22 Nov 2019.

Citation Format:
Abstract
Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami peningkatan pembangunan di wilayah perkotaan sehingga dapat dilihat berdasarkan perubahan fisik perkotaan. Perkembangan pembangunan dapat menyebabkan perubahan penggunaan lahan dari lahan kosong menjadi lahan terbangun. Perubahan lahan terbangun merupakan hal yang umum terjadi di perkotaan karena pertumbuhan jumlah penduduk. Peningkatan lahan terbangun dan menurunnya lahan terbuka hijau dapat menyebabkan dampak perubahan fungsi lahan. Perubahan fungsi lahan memberikan dampak pada perubahan tatanan lingkungan berupa menurunnya kualitas lingkungan, degradasi lingkungan/kerusakan lingkungan serta berkurangnya sumber daya alam maupun perubahan tata guna lahan jika pembangunan dilakukan secara tidak teratur. Berdasarkan permasalahan tersebut, artikel ini melakukan kajian mengenai perkembangan lahan terbangun Kota Pekalongan. Perkembangan lahan dilakukan pemantauan untuk mendeteksi perkembangan lahan terbangun pada setiap kecamatan dan penyebabnya. Pemantauan lahan terbangun pada artikel ini menggunakan metode pengindraan jauh dari data citra satelit. Metode pengindraan jauh memiliki kelebihan dibandingkan pemetaan secara konvensional (survei lapangan) karena data citra satelit memperlihatkan kondisi permukaan bumi tanpa mendatangi keseluruhan lokasi sehingga mempercepat pemetaan suatu wilayah. Klasifikasi lahan terbangun Kota Pekalongan dilakukan secara otomatis menggunakan metode Urban Index (UI). Transformasi UI menggunakan saluran Near Infrared (NIR) dan Short Wave Infrared II (SWIR-II). Klasifikasi dilakukan secara multitemporal sehingga dapat dilakukan kajian mengenai lahan terbangun di Kota Pekalongan setiap 2 tahun dari tahun 2013 hingga 2019. Penelitian ini menghasilkan klasifikasi lahan terbangun dengan luas pada tahun 2013 sebesar 2.030,708 ha, tahun 2015 sebesar 2.054,752 ha, tahun 2017 sebesar 2.227,835 ha, tahun 2019 sebesar 2.503,603 ha. Perkembangan lahan terbangun Kota Pekalongan tersebesar terdapat di Kecamatan Pekalongan Utara sebesar 175,525 ha yang disebabkan karena pembangunan pusat perbelanjaan, perkantoran, pemukiman dan jaring jalan.
Fulltext View|Download

Article Metrics:

  1. Arsyad S., 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi ke-2. Bogor: IPB Press
  2. As-syakur A. R., Adnyana I. W., Arthana I. W., dan Nuarsa I., 2012
  3. Enhanced Built-Up and Bareness Index (EBBI) for Mapping Built-Up and Bare Land in an Urban Area. Remote Sensing, 4, 2957-2970
  4. Danoedoro, P. 2012. Pengantar Penginderaan Jauh Digital. Yogyakarta : ANDI
  5. Lillesand T. M., Kiefer R.W., dan Chipman, J.W., 2004. Remote Sensing and Image Interpretation. Manhattan: John Wiley and Sons
  6. Richards, J. A., (2006), Remote Sensing Digital Image Analysis: An Introduction (Berlin: Springer)
  7. Short, N. M, (1982), Landsat Tutorial Workbook-Basics of Satellite Remote Sensing, NASA, Washington DC
  8. Yunus, H. 2000. Struktur Tata Ruang Kota. Pustaka Pelajar : Yogyakarta

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.