skip to main content

Banditry in Semarang, 1950-1958

*Joseph Army Sadhyoko  -  Master Program of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University, Indonesia
Agustinus Supriyono  -  Department of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University, Indonesia
Dhanang Respati Puguh  -  Department of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University, Indonesia

Citation Format:
Abstract
This article discusses about banditry that occurred in Semarang during the period of 1950-1958 with the problem focus on the causes of the banditry, types of banditry, and mitigation. Through the historical method, this article reconstructs those problems by using the approach of social reality of crime concept. In result, the banditry happened in the aftermath of the independence war, occurred due to economic difficulties, the reorganization and rationalization program, and the circulation of guns that was uncontrolled.
Fulltext View|Download
Keywords: Semarang, Banditry, Social reality of crime.

Article Metrics:

  1. Abdullah, Taufik. Bab I Pengantar ke Sejarah sebagai Disiplin Ilmu, paper presented at Seminar Nasional, Pontianak, 18-22 November 2013
  2. Budi, Langgeng Sulistyo, 1997/1998. Permasalahan Sosial Perkotaan pada Periode Revolusi: Kriminalitas di Yogyakarta 1947-1948, Lembaran Sejarah, Vol. 1, No. 2
  3. Djamhari, Saleh (2012). A. Kegelisahan Pascaperang, in Abdullah, Taufik and A. B. Lapian (ed.) Indonesia dalam Arus Sejarah: Pascarevolusi. Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve and Ministry of Education and Culture of Indonesia
  4. Fauzi, M. (2005). Lain di front, lain pula di kota: Jagoan dan Bajingan di Jakarta Tahun 1950-an, in Colombijn, F. (ed.) Kota Lama Kota Baru: Sejarah Kota-Kota di Indonesia. Yogyakarta: Ombak
  5. Gove, Philip Babcock (1976). Websters Third New International Dictionary. Massachusetts: G.& C. Merriam Co., in Suhartono (1995). Bandit-Bandit Pedesaan: Studi Historis 1850-1942 di Jawa. Yogyakarta: Aditya Media
  6. Ibrahim, Julianto (2004). Bandit dan Pejuang di Simpang Bengawan: Kriminalitas dan Kekerasan Masa Revolusi di Surakarta. Wonogiri: Bina Citra Pustaka
  7. Kuntowijoyo (2005). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka
  8. Lucas, Anton E. (1989). Peristiwa Tiga Daerah: Revolusi dalam Revolusi, translated by Pustaka Utama Grafiti. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
  9. Notosusanto, Nugroho (1964). Hakekat Sejarah dan Metode Sejarah. Jakarta: Mega Book Store dan Pusat Sejarah Angkatan Bersenjata
  10. Poeponegoro, Marwati Djoened and Nugroho Notosusanto (2010). Sejarah Nasional Indonesia VI: Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia (± 1942-1998). Jakarta: Balai Pustaka
  11. Purwanto, B. (2005). Kekerasan dan Kriminalitas di Kota pada Saat Transisi: Kotagede, Yogyakarta pada Akhir Masa Kolonial dan Awal Kemerdekaan, in Colombijn, F. (ed.) Kota Lama Kota Baru: Sejarah Kota-Kota di Indonesia. Yogyakarta: Ombak
  12. Ricklefs, M. C. (1992). Sejarah Indonesia Modern, translated by Dharmono Hardjowidjono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
  13. Sudarsono (1999). Kamus Hukum. Jakarta: Rineka Cipta
  14. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka
  15. “2500 Anak-Anak Tentara Pelajar akan Kembali ke Masyarakat”, Suara Merdeka, 21 April 1950
  16. “3 Orang Kaki Tangan Penggedor Ketangkap”, Suara Merdeka, 26 May 1950
  17. “Dibegal Di Jalan Umum Duwet”, Suara Merdeka, 6 May 1950
  18. “Dompet Merapi”, Suara Merdeka, 21 January 1954
  19. “Kalau Gerombolan Nonton Kethoprak”, Suara Merdeka, 6 January 1954
  20. “Kesukaran Tentang Air Minum”, Suara Merdeka, 15 August 1950
  21. “Keterangan Wiwoho: Tentang Pengembalian Jawa Tengah”, Suara Merdeka, 11 February 1950
  22. “Komplotan Bandit-Bandit Ulung Dibekuk Polisi”, Suara Merdeka, 4 January 1958
  23. “Lagi ‘Kancil Mas’ Dibongkar Pencuri”, Suara Merdeka, 24 May 1950
  24. “Lebih Kurang 10.000 Orang Tentara akan Kembali ke Masyarakat”, Suara Merdeka, 26 May 1950
  25. “Lebih Kurang 70.000 Orang akan Kembali ke Masyarakat”, Suara Merdeka, 5 June 1950
  26. “Menjual Senjata Api”, Suara Merdeka, 4 December 1956
  27. “Menyimpan Senjata Tanpa Izin”, Suara Merdeka, 8 November 1955
  28. “Merapi Tetap Berbahaya”, Suara Merdeka, 21 January 1954
  29. “Mereka yang Diizinkan Membawa Senjata Api”, Suara Merdeka, 14 June 1957
  30. “Pendaftaran Senjata Api”, Suara Merdeka, 14 December 1957
  31. “Perampok di Pedamaran 39 A”, Suara Merdeka, 29 April 1950
  32. “Ramalan Hujan”, Suara Merdeka, 16 September 1952
  33. “Rampok Menembak Mati Pegawai DPU di Siang Hari”, Suara Merdeka, 28 January 1954
  34. “Senjata-Senjata Gelap Ketemu di Semarang”, Suara Merdeka, 6 March 1957
  35. “Turun dari Kapal Senjata Disita”, Suara Merdeka, 28 March 1957

Last update:

No citation recorded.

Last update:

No citation recorded.